Suara.com - Ajang promosi tahunan berskala internasional, "Trade Expo Indonesia (TEI) 2019", resmi dibuka Wakil Presiden, Jusuf Kalla, Rabu (16/10/2019), di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Banten. Pada penyelenggaraannya yang ke-34 tahun ini, TEI 2019 mengusung tema "Moving Forward to Serve the World" dan digelar pada 16 - 20 Oktober 2019.
Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menegaskan, sesuai tema tersebut, TEI merupakan ajang yang tepat mempromosikan produk berkualitas buatan Indonesia untuk dipasarkan secara global.
"Berbagai produk unggulan dan terbaik Indonesia dipamerkan di TEI. Untuk itu, TEI menjadi kesempatan baik bagi para eksportir untuk mencari pasar dan mengembangkan jejaring bisnis dan investasi. Sementara bagi importir dan investor, TEI menjadi momen yang sangat tepat mencari produk Indonesia yang berkualitas dan peluang menanamkan modal," ujarnya, pada konferensi pers TEI 2019, Rabu (16/10/2019).
Hadir dalam konferensi pers tersebut, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Shinta Widjaja Kamdani.
Baca Juga: Kemendag Bakal Dilebur, Begini Respons Mendag
Mendag melanjutkan, fokus utama penyelenggaraan TEI adalah kerja sama business to business (B2B) yang bersifat jangka panjang dan bertaraf internasional, yang penting untuk meningkatkan ekspor Indonesia.
"Kami optimistis penyelenggaraan TEI tahun ini akan memperoleh capaian positif seperti tahun lalu. Meskipun saat ini kita menghadapi tantangan global yang semakin dinamis dan kompetitif di tengah perlambatan ekonomi dunia, ada ribuan buyers yang siap meramaikan arena TEI 2019," lanjut Mendag.
Pada TEI 2019 tercatat ada 1.497 perusahaan nasional yang memamerkan produk dan jasa terbaik di Indonesia, mulai dari produk manufaktur, produk kreatif inovatif, industri strategis, hingga kerajinan. Hingga 15 Oktober 2019, telah terdaftar 6.025 buyers dari 120 negara.
Negara-negara dengan jumlah buyers terbanyak selain Indonesia yaitu Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, China, India, Thailand, Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Sri Lanka. Adapun dari jumlah buyers yang telah mendaftar tersebut memiliki 10.079 permintaan terhadap produk unggulan Indonesia, yaitu kopi, makanan dan minuman dalam kemasan, produk bahan makanan, tekstil dan garmen, serta kerajinan tangan.
Mendag mengungkapkan, telah terjadwal sekitar 84 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan 25 negara dari program misi pembelian (buying mission), diantaranya Jepang, Malaysia, Spanyol, Somalia, India, dan Australia.
Baca Juga: Kemendag Musnahkan Barang Impor Ilegal di Tambak Langon Surabaya
Berbagai produk yang diminati beberapa negara tersebut antara lain batu bara, sarang burung walet, kertas, kopi, plastik, minyak nabati, sayuran dan buah-buahan, makanan laut, makanan olahan, hasil perkebunan, boneka, rempah-rempah, karet, arang kelapa, minyak kelapa murni (VCO), alat kesehatan, besi baja, dan baja anti karat.