Leny Rafael Usung Konsep Cultural Glamour di ASC New York Fashion Week

Ferry Noviandi Suara.Com
Selasa, 20 Agustus 2019 | 23:28 WIB
Leny Rafael Usung Konsep Cultural Glamour di ASC New York Fashion Week
Desainer Leny Rafael dan Fetty Kwartati selaku pemilik Batik Warisan. [Ferry Noviandi/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 12 desainer Indonesia akan ikut bagian dalam memperkenalkan karyanya sekaligus mengusung kekayaan kain khas Indonesia di ajang ASC New York Fashion Week di Amerika Serikat, pada 8 September 2019. Salah satu desainer yang ikut terlibat adalah Leny Rafael.

Lewat ajang internasional ini, Leny Rafael ingin batik Indonesia lebih dikenal dunia dan semkain dicintai. Leny pun kemudian memilih untuk berkolaborasi dengan Batik Warisan, yang dikenal memproduksi batik-batik premium.

Leny Rafael (kiri) bersama Fetty Kwartati (kanan) sebagai pemilik Batik Warisan dan model yang memakai karya rancangannya. [istimewa]
Leny Rafael (kiri) bersama Fetty Kwartati (kanan) sebagai pemilik Batik Warisan dan model yang memakai karya rancangannya. [istimewa]

Batik Warisan yang dikenal memiliki kelas tersendiri karena desain yang indah serta proses pengerjaannya yang rumit, akan dikolaborasikan dengan gaya khas Leny Rafael yang dikenal modern.

"Ini akan menjadi perpaduan cultural dan glamor. Desain dan pekerjaan produknya sendiri oleh Leny Rafael, sedangkan Batik Warisan diambil dari bahannya," kata Fetty Kwartati pemilik Batik Warisan bersama Leny Rafael, ditemui di kawasan Cipinang Cimpedak, Jakarta Timur, baru-baru ini.

Baca Juga: Anggun dan Cantik, 6 Karya Desainer Indonesia Siap Melenggang di New York

Leny Rafael dan Batik Warisan akan mengusung tema "Beyond The Beauty of Hong" yang menggambarkan keindahan tersembunyi dari sosok Burung Hong atau yang lebih dikenal dengan Burung Phoenix.

"Burung Phoenix adalah burung legendaris di zaman dulu. Oleh keluarga Tionghoa dikenal sebagai burung indah dan abadi. jadi perpaduan keindahan dan keabadian yang ingin ditampilkan di Burung Hong itu," jelas Fetty.

"itu juga cerminan sebuah batik, di mana batik diharapkan menjadi abadi selamanya. Dan itu sesuatu yang indah, yang harus dilestarikan serta dipadukan dengan cultural dan glamour," sambung Fetty Kwartati.

Bagi Leny Rafael sendiri, berkolaborasi dengan Batik Warisan adalah sebuah tantangan yang sangat menarik. Karena sebagai seorang desainer, ia harus berkreasi tapi juga dituntut seminimal mungkin dalam memotong-motong kain dari Batik Warisan, sebagai bahan utama karyanya.

"Kesulitannya pasti ada. Karena di satu sisi mau mempertahankan batiknya itu agar tidak hilang, tidak dipotong. Sedangkan yang mendesain kan gimana cara mendesainnya dengan indah, kadang terpaksa menggunting," jelas Lenny Rafael.

Baca Juga: Desainer Modest Indonesia Siap Melantai di New York Fashion Week 2020

"Karena Batik Warisan ini sangat premium, kalau digunting itu sayang banget. Dari psoses pembuatannya sangat lama, nenek-nenek yang bikin. Jadi setelah saya melihat produksi langsung, saya sangat menghargai hasilnya. Jadi kalau saya gunting sedikit apapun, itu saya simpan. Karena ini buat saya sebuah karya yang sangat sulit. Karena satu kain itu pengerjaannya ada yang setahun," lanjut Leny Rafael.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI