Suara.com - Pertumbuhgan ekonomi digital telah ikut mendorong sukses dunia e-commerce di Tanah Air. Salah satu merek nasional yang tengah jadi perbincangan di dunia e-commerce adalah sebuah produk fashion bernama Jims Honey.
Ada beberapa alasan Jims Honey, yang memiliki produk berupa dompet, tas, hingga jam tangan pria dan dewasa, disukai para pelanggannya. Salah satunya adalah produk yang berkualitas, harga murah, dengan model kekinian.
Sebagai bukti sukes Jims Honey, mereka kini sudah punya ribuan reseller dari sabang sampai merauke. Jims Honey juga kini memiliki pabrik sendiri dan kantor baru yang megah di bilangan Sunter, Jakarta Utara.
Namun semua kesuksesan yang diraih Jims Honey kini, tidak diperoleh dengan mudah. Hanny Zeng sebagai pendiri dan pemilik Jims Honey punya cerita menarik bagaimana ia akhirnya bisa menjadi salah seorang pebisnis muda sukses di dunia e-commerce.
Baca Juga: Desainer Modest Indonesia Siap Unjuk Gigi di New York Fashion Week 2020
Awal ketertarikan Hanny Zeng terhadap dunia e-commerce dari hobinya sendiri yang doyan belanja online. Namun sayangnya, Hanny sering dibuat kecewa, karena barang yang ia pesan, tak sesuai dengan yang ditawarkan.
Dari situ, Hanny yang saat itu masih kuliah dan berusia 20 tahun punya ide untuk terjun langsung ke bisnis online. Didampingi pacar yang kini jadi suaminya, Jims, Hanny pun memulai bisnis tersebut.
"Awalnya ragu karena saya nggak punya background bisnis sama sekali. Tapi karena keyakinan kuat suami, akhirnya kami jalani. Dari awal, kami sudah sepakat untuk tidak mau membohongi dan mengecewakan customuer kami," kata Hanny Zeng bersama sang suami saat ditemui di kantor barunya, baru-baru ini.
Hanny Zeng dan suami kemduain mengontrak rumah petak yang lebarnya hanya 2,5 meter. "Tapi dari situ kami memulai usaha kami," tutur Hanny Zeng.
Seperti cerita-cerita pebisnis pemula kebanyakan, Hanny dan Jims pun punya banyak hambantan dalam bisnisnya. Mereka bahkan sempat terpuruk, di mana uang tabungan mereka tersisa hanya Rp 1 juta.
Baca Juga: Tak Cuma Cantik, Fashion Zaman Sekarang Juga Harus Berkelanjutan
"Resaller awalnya bayar tepat waktu, belakangan mandek. Orang-orang banyak yang ambil barang tapi tidak bayar. Utang kami juga menunggak di pabrik," kenang Hanny.