Suara.com - Ada yang istimewa dengan single terbaru dari band Serian kali ini.
Sebuah lagu dengan tema putus cinta secara apik dibawakan oleh band yang masih digawangi Ustman Firmansyah (Kumz) pada vokal, Dennie pada gitar, Esky pada gitar, dan Anton Widiastanto pada drum.
Istimewanya, pada kali ini mereka menggandeng musisi yang bersuara khas Sandhy Sondoro. "Masih Ada Lady" menjadi single terbaru Serian setelah sukses dengan lagu sebelumnya "Surga Di Telapak Kaki Ibu".
“Lagu ini terinspirasi dari curhatan seorang kawan yang tadinya benar-benar dapat seseorang yang dia sayang dan menyatu sampai menjalani percintaan. Tapi sayangnya putus dengan jarak waktu yang sangat cepat,” ungkap Kumz, pencipta lagu Masih Ada Lady.
Baca Juga: Manggung Bareng Sandhy Sondoro, Pierre Fitz Petik Banyak Ilmu
Masih dengan komposisi musik yang sama dengan single Serian sebelumnya, seperti "Tuhan Tolong Tumbuhkan Nyaliku" dan "Mengelus Dada", "Masih Ada Lady" menjadi single Serian yang semakin matang dalam bermusik.
Di single terbarunya ini Serian masih mengusung nuansa pop rock dengan lagu yang easy listening dan enak untuk didengar, ditambah dengan karakter vokal Sandhy Sondoro, menjadikan singlenya ini terasa lebih berkarakter dan lebih kuat.
Sandhy Sondoro seakan memberikan amunisi terbaru bagi band besutan Best Beat Music management ini.
“Dari lagu sebelumnya kami coba menambah instrumen lain seperti cello yang mungkin bisa menambah indah musiknya dan berharap lebih nikmat dan lebih indah dihayati. Kami masih bermain di musik yang simple enak didengar. Cuma yang berbeda kami masukan string cello, di intro, dalam lagu dan juga reffnya biar lebih menambah nuansa pada lirik. Tambahan instrumen lain gak ada, cuma kali ini kami lebih memikirkan sound yang makin enak didengar aja,” kata Kumz.
Dari sisi lirik, lagu Masih Ada Lady menyiratkan sebuah ajakan move on bagi seseorang yang sedang patah hati. Pemilihan judul yang menarik dan warna musik yang semakin matang dari Serian.
Baca Juga: Cara Sandhy Sondoro Tampil Maksimal di Konser Salute Erwin Gutawa