Suara.com - Nicky Hogan Luncurkan Buku Investasi untuk Penyandang Disabilitas.
Buku ada jendela ilmu yang tentu bisa bermanfat bagi siapapun yang membacanya. Namun sebagai sebuah gudang ilmu, beberapa buku kerap tak dicetak bagi para penyandang disablitas.
Beberapa penulis kini banyak yang menyadari bagaimana meng-create buku agar bisa dinikmati oleh penyandang disabilitas.
Penulis buku “Yuk, Nabung Saham” Nicky Hogan, meluncurkan buku terbarunya “Simple Stories for a Simple Investor" Stop Being Njlimet" di Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) - Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) Abiyoso, di Jalan Kerkof No. 21 Leuwigajah Cimahi pada Selasa 2 April 2019.
Baca Juga: Mantab! 13 Disabilitas Lolos Seleksi CPNS di Pemprov Jawa Tengah
Menariknya, buku terbarunya ini juga sudah dibuat dalam versi buku braille dan buku bicara.
Lebih dari 100 undangan hadir di acara peluncuran ini mulai dari sahabat tuna netra, pelajar, reader abiyoso, dan komunitas braille di Bandung.
Hadir pula dalam acara peluncuran ini, Kepala Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI), Isep Seprian, Direktur Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD), Rahmat Kusnadi, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jabar, Reza Sadat, perwakilan Elex Media Komputindo, Aluisius Ari Subagijo, dan Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier).
Direktur Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD), Rahmat Kusnadi dalam sambutannya mengaku gembira karena tujuan peluncuran buku ini mulia yakni untuk kesetaraan bagi para penyandang disabilitas dalam memperoleh informasi investasi di pasar modal yang praktis dan simpel.
Tujuan peluncuran buku ini adalah memperkenalkan dunia investasi yang mudah dan tidak njlimet kepada masyarakat pada umumnya dan sahabat tuna netra pada khususnya, memperkenalkan Balai Literasi Braille Indonesia sebagai satu-satunya percetakan braille milik pemerintah Indonesia, dan memperkenalkan buku braille dan buku bicara kepada masyarakat.
Baca Juga: Cupable, Kedai Kopi di Yogyakarta Tempat Barista Disabilitas Beraksi
"Persepsi masyarakat mengenai saham yang njlimet dan saham yang selalu selalu dipersepsikan dengan mahal itu keliru. Saham itu sederhana, investasi itu sederhana, dan investasi itu tidak mahal," tandas mantan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Nicky Hogan.