Suara.com - Setelah soft opening pada 17 Oktober 2018, GORO Super Grosir Cibubur resmi meluncur dengan dilakukannya grand opening yang berlangsung pada Minggu (7/4/2019).
Dengan menggandeng Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), toko grosir yang berada di bawah naungan PT Berkarya Makmur Sejahtera ini menunjukkan komitmennya melakukan upaya pemberdayaan tata ekonomi yang berlandaskan “Gotong Royong” (GoRo) dan berkeadilan.
“Kami secara riil berkontribusi melalui pengembangan usaha melalui ‘ekosistem GoRo’ yang merupakan contoh dari pemberdayaan ekonomi UMKM yang dikerjakan secara gotong royong. Bentuk nyatanya berupa retail bahan pokok atau gerai UMKM yang melibatkan pemasok seperti petani dan peternak dan pedagang kecil di level ekonomi mikro,” terang Milasari Kusumo Anggraini, Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera dalam siaran persnya.
Perjalanan yang dilalui sejak soft opening sampai Sekarang, sambung dia, bukanlah perjalanan yang mudah. Berbagai tantangan dan kompetisi yang cukup ketat di pasar retail ataupun grosir di Indonesia berhasil dilaluinya.
Baca Juga: Netzme Siap Menjadi Fintech Terbaik untuk UMKM Indonesia
"Alhamdulillah hingga kini sudah ada di 5 tempat, yaitu Cibubur, Surabaya, Wonosobo, Bandung, Papua dan memiliki total 69 warung yang kita sebut e-warung GORO di daerah daerah Jabar, Jatim, Jateng dan Karawang, Serta menggandeng 8 mitra Koperasi. Lebih dari 50 komunitas dan lebih dari 100 UKM bergabung dengan kami," urai Milasari panjang lebar.
Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa sejak soft opening hingga sekarang toko grosirnya itu memiliki pertumbuhan yang cukup positive average. "Di Cibubur 23% dan 27% in total all stores, bahkan saat ini tercatat sudah ada 8 kemitraan bergabung dalam waktu 5 bulan dan lebih dari 5000 pelanggan terdaftar aktif di Cibubur. Mereka antara lain adalah para pemilik usaha warung, resto, katering, kafe, kantor, hingga rumah tangga,” terang Milasari merinci.
Untuk GORO di Cibubur target utamanya, menurut Komisaris Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Hutomo Mandala Putra, mampu menangani untuk wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI. Ke depannya, kata lelaki yang akrab disapa Tommy Soeharto, setiap satu provinsi akan memiliki satu toko GORO dan setiap kecamatan satu GORO Kemitraan dan sampai ke desa-desa Goro Chanelling.
Hingga saat ini, lanjut dia, perkembangan toko grosirnya dinilai cukup fantastis. “Cukup mengejutkan dan telah melampaui ekspektasi awal kami, di mana pemberdayaan ekonomi melalui GORO ekosistem ini terjadi dalam waktu singkat dan mendapatkan respon yang sangat baik dari pelbagai daerah,” ungkap Tommy.
Ke depannya, toko grosirnya akan melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia. Hingga akhir 2019, lanjut Milasari, diperkirakan akan ada lebih dari 6 stores akan dibuka dan warung GORO akan ada di setiap desa . “Hal ini dilakukan demi menggiatkan kembali prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan yang dapat menjangkau masyarakat hingga level bawah,” imbuhnya.
Baca Juga: LPDB-KUMKM Harap Penyaluran Dana di Sumbar Capai Rp 100 M
Lebih lanjut Tommy mengatakan bahwa untuk transaksi jual beli di toko grosirnya akan melayani pembelian secara daring. “Kami yakin inilah yang membuat GORO lebih baik, termasuk juga dalam memaksimalkan penggunaan teknologi. Sehingga naanti sifatnya cashless dan peperless (full system, ful ERP),” ungkapnya.