Melalui agregasi, anonimisasi, dan analisis kesehatan digital dan data tahap kehidupan, Koo menyebutkan, CXA siap membantu pengusaha memahami penyebab utama masalah kesehatan tenaga kerja mereka dan merancang intervensi khusus-seperti inisiatif kesehatan perusahaan dan manajemen penyakit.
"Hal ini akan dampak besar terhadap biaya dan perbaikan kesehatan, untuk pengurangan biaya penyakit kronis ke depan dan biaya perawatan kesehatan saat ini," tukasnya.
Berkantor pusat di Singapura, CXA mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 65 persen pada tahun 2018 dan diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2019. Putaran pendanaan terbaru ini mengikuti total 33 juta dolar AS dari total pendanaan dari Seri A dan B masing-masing pada tahun 2015 dan 2017. Investor lain di CXA termasuk B Capital Group, Openspace Ventures, investor strategis yang terkait dengan pemerintah EDBI, BioVeda Capital, FengHe Asia, Philips dan RGAx.
"Investasi strategis dalam CXA dari HSBC, Singtel Innov8 dan lainnya memperkuat keyakinan kami pada pemberdayaan teknologi dan penciptaan nilai dari perusahaan-perusahaan pertumbuhan tinggi yang bermitra dengan organisasi yang lebih besar dan mentransformasikan secara kolaboratif,” sebut Eduardo Saverin, Co-Founder dan Mitra, B Capital Group, investor utama dalam pemutaran pendanaan Seri B CXA sebelumnya.
Baca Juga: Operator Ini Siap Pasang Jaringan di MRT Jakarta
Saverin menilai, dengan dukungan kolektif dari bank, perusahaan asuransi, perusahaan telekomunikasi dan perusahaan penggajian sebagai co-investor, kini, CXA dapat mempercepat ekspansi ke pasar dan saluran bancassurance, sambil menciptakan peluang pendapatan baru untuk bisnis mitra ini.