Suara.com - Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama dengan Kedutaan Besar Hongaria menyelenggarakan program Teater Arsip 2019 bertempat di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada 11 - 17 Maret 2019.
Program Teater Arsip 2019 mengambil tema “Di Balik Setiap Pintu”, yang merujuk pada film mixmedia documenter yang diproduksi berdasarkan riset antropologis tentang keasingan, yang bergulat tentang makna asing dan bagaimana merepresentasikannya.
Riset ini dilakukan siswa-siswi asal Hongaria yang berada di Jawa - terutama di Yogyakarta dan Solo. Pendekatan dalam riset ini ialah sensory ethnography melalui kisah kedatangan (arrival stories) - bagaimana para siswa tersebut merasakan secara ragawi keberadaan mereka di sebuah dunia baru, dalam hal ini ialah Jawa.
Produksi film dilakukan melalui wawancara. Dalam film tersebut, tokoh bercerita secara retrospektif, mulai dari persiapan keberangkatan, pengalaman awal kedatangan, perkenalan dengan dunia baru, culturesock yang dialami, tentang bagaimana ia menjadi asing, di Jawa, dan apa artinya menjadi asing di Jawa.
Lebih jauh, film “Di Balik Setiap Pintu” ini merupakan sebuah film experimental terkait media yang digunakan. Para kreator memadukan gaya rupa Wayang Beber kontemporer (karya Dani Iswardana) dan karya gambar Vivien Sarkany (perupa/animator asal Hongaria).
Mereka menghadirkan teknik dasar wayang kulit dengan menggunakan over head proyektor dan lapisan-lapisan gambar atas folia (mika), memproyeksikan gambar ke sebuah permukaan datar, kemudian gambar yang diproyeksikan itulah yang direkam oleh kamera.
Semua karakter yang merepresentasikan masyarakat Jawa dalam film ini adalah karakter Wayang Beber kontemporer.
Dalam program ini, selain pemutaran film "Di Balik Setiap Pintu & Sensory Ethnography", juga akan digelar pameran "Di Balik Setiap Pintu" dan Pertunjukan Wayang Beber Metropolitan dengan judul karya "Meraba-raba".
Juga akan digelar pertunjukan musik oleh AirMataHari Trio (Shinto Solo, Bern Atom Santi, Ron Reeves) dan tari "Tools" - tentang tubuh dan suara oleh Misbach Daeng Bilok dan Bambang Mbesur.