Suara.com - Delapan desainer Indonesia yang tergabung dalam Pelangi Wastra Indonesia sukses menggelar fashion show di Den Haag, Belanda pada 7 Desember lalu. Banyak cerita menarik selama perhelatan berlangsung.
Salah satu yang paling menarik tentu saja antusiasme pengunjung pameran. Pengunjung yang hampir seluruhnya warga Belanda terkejut, karena ternyata Indonesia kaya akan kain etnik nan cantik di banyak daerah.
"Hampir semua mereka heran dan baru tahu kalau Indonesia ternyata kaya banget dengan kain-kain etniknya. Karena selama ini, mereka kebanyakan itu tahunya cuma batik," kata Leny Rafael salah satu desainer yang tampi di Belanda, sekaligus Ketua Pelangi Wastra Indonesia, saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Delapan desainer yang tampil masing-masing menyuguhkan kain-kain etnik dari berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, Putri Permana dengan Tenun Troso, Adelina Willy dengan Tenun Garut-nya, dan Rizki Permatasari dengan Tenun Sumba, dan lainnya.
Baca Juga: 8 Desainer Indonesia Gebrak Fashion Show di Den Haag
"Kalau saya sendiri menampilkan Tenun Baduy dengan tema The Mystical of Baduy. Untuk fashion show, saya tampilkan enam rancangan," kata Leny Rafael.
Sebelum berlangsungnya fashion show, panitia mengadakan acara talkshow dengan delapan desainer Indonesia. Dalam sesi ini pun mendapat sambutan yang tak kalah meriah.
"Hampir semua yang hadir itu bertanya tentang kain Indonesia. Karena mereka penasaran," tutur Leny Rafael.
Selain menampilkan karya dalam acara fahsion show, seluruh desainer juga membawa produksinya untuk acara bazar. Luar biasa, dalam beberapa jam hampir seluruh pakain laku terjual.
"Hampir seluruh baju itu terjual, kalau saya bawa 20, sold out. Itu di luar ekspektasi juga. Kami buka boot after acara cuma tiga jam padahal," ungkap Leny Rafael.
Baca Juga: Di Belanda, Gita Orlin Ingin Angkat Batik Trenggalek
Dari fashion show itu, Leny Rafael dan teman-teman desainer lainnya mengaku banyak mendapat pelajaran penting.