KPPPA Ajak Masyarakat Bersahabat dengan Anak HIV AIDS

Minggu, 25 November 2018 | 05:30 WIB
KPPPA Ajak Masyarakat Bersahabat dengan Anak HIV AIDS
ilustrasi peduli dengan ODHA (orang dengan HIV dan AIDS). (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - HIV dan AIDS merupakan salah satu penyakit yang dianggap momok saat ini, pengidap HIV dan AIDS tidak hanya pada orang dewasa namun juga anak-anak.

Efek merusaknya memang membahayakan, namun stigma negatif dan pemahaman salah kaprah yang berkembang mengenai penyakit ini bahkan jauh lebih merusak, karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai cara penularannya.

Diperlukan kehadiran negara dan keterlibatan masyarakat, dalam mencegah HIV dan AIDS serta bagaimana mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi dan stigmatisasi kepada Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) dan Anak Dengan HIV dan AIDS (ADHA).

“Sungguh disayangkan pengidap terbanyak pada usia produktif antara 20 – 30 tahun. Pasca 2016, situasi menjadi semakin memprihatinkan dan makin mengkhawatirkan karena ditemukan faktor penyebab “Tak Diketahui” yang menjadi lebih dominan," ungkap Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Dermawan melalui siaran pers yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Menegangkan, Detik-detik KM Multi Prima 1 Tenggelam di Selat Bali

Dalam kegiatan Kampanye Bersama Kilau Generasi Bebas HIV dan AIDS di Kota Semarang, Prov. Jawa Tengah itu, ia memberi contoh terungkapnya isu degradasi moral kemanusian, seperti longgarnya kesetiaan dalam hubungan suami isteri dan prostitusi yang makin marak.

"Tak kalah mirisnyamelibatkan usia anak, yang sering diistilahkan dengan aktifitas seksual berisiko, baik yang dilakukan pasangan heteroseksual maupun homoseksual. Kondisi tersebut memiliki risiko terjangkit HIV mencapai tiga sampai lima kali lipat lebih besar,” sambungnya.

Senada dengan Dermawan, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan bahwa “Penyebaran HIV dan AIDS disebabkan karena perilaku menyimpang seperti seks bebas dan sampai saat ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit HIV dan AIDS, sementara penyakit tersebut terus menyerang kekebalan tubuh.

Mirisnya, bayi yang baru lahir juga bisa mengidap penyakit HIV dan AIDS karena diturunkan dari orang tuanya. "Kita tidak boleh menjauhi ODHA dan ADHA. Sebagai warga negara yang baik, kita harus memastikan ODHA dan ADHA tercatat di Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan dan jangan mendiskriminasi mereka,” ujar Hendrar.

Data dari kemenkes Pada 2017 untuk jawa tengah saja ada 19.272 orang terinfeksi HIV. sedangkan di seluruh Indonesia tercatat sudah lebih 280.623 jiwa terinfeksi HIV dengan jumlah anak terinfeksi sebanyak 17.288 anak, dengan perincian anak 0 - 4 tahun berjumlah 8.564 anak dan usia 15 - 19 tahun sebanyak 8.724 anak.

Baca Juga: Pengantin Baru, Baim Wong Malah Ajak Teman Masuk Kamar

Permasalahan utama yang di hadapi dalam penanganan HIV dan AIDS saat ini adalah sulitnya melakukan upaya pencegahan dini karena tidak semua pengidap HIV dan AIDS mau atau berani memeriksakan dirinya ke lembaga layanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI