Suara.com - Peringatan Maulid Nabi SAW di Masjid Jami' Khairul Huda, Meruya Selatan, Joglo, Jakarta Barat, Selasa (20/11/2018) petang, berjalan khusuk namun meriah. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, hadir dan ikut menjadi jamaah salat Ashar dan mengisi barisan paling depan.
Kehadiranya sontak menimbulkan perhatian para jamaah untuk bersalaman atau juga berswafoto. Usai salat, kegiatan dilanjutkan Istighisah, sambutan ketua DKM, sambutan Menhub hingga ceramah yang disampaikan Mulyadi Efendi, pengasuh Ponpes Al-Quran dari Bekasi.
Serangkaian kegiatan tersebut, dinilai Budi sangat penting untuk dimaknai sebagai salah satu sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun demikian, semua itu tidaklah berarti apa-apa jika tidak diwujudkan ke dalam segala bentuk perbuatan baik.
Setiap peringatan Maulid Nabi, sebaiknya dapat dijadikan momentum untuk lebih meningkatkan kualitas akhlak, sebagai cerminan pribadi Muslim yang beriman dan bertaqwa sebagai perwujudan perbaikan hubungan dengan Allah SWT, sekaligus sarana untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat. Dengan demikian, hubungan vertikal dan horisontal mampu dibangun secara berimbang dan bersinergi.
Menhub juga terus mengajak masyarakat untuk selalu meneladani sifat Nabi Muhammad SAW dan bersama-sama untuk mensyukurinya dalam peringatan hari lahir Nabi besar Muhammad SAW.
"Nabi membawa masyarakat pada zamannya bangkit dari jaman jahiliyah dan Allah mengutus Nabi Muhammad untuk memerangi jahiliyah," ujarnya, yang juga mengajak umat Istighosah untuk keselamatan bangsa dan keselamatan penerbangan Indonesia.
Ia mengatakan, dalam memimpin Kementerian Perhubungan, ia selalu meneladani sifat Nabi. Meski tidak sempurna, namun itu perlu dilakukan.
"Saya juga mengajak masyarakat untuk meniru keteladanan Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari," imbuhnya, yang mengenakan koko putih dan peci hitam.
Lebih jauh diterangkannya, peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dimaksudkan untuk meneladani kehidupan, ajaran-ajaran, dan seluruh konsepsi agama yang dibawanya. Selanjutnya adalah untuk menjalankan petunjuk-petunjuk dari kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepadanya.
"Inti sifat yang harus diteladani dari sifat Nabi Muhammad SAW adalah ada empat, yaitu sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Sidiq artinya benar atau jujur, amanah artinya bisa dipercaya, fathonah artinya cerdas, dan tabligh artinya menyeru kepada kebaikan," kata mantan Dirut Angkas Pura II itu.
Menhub menjelaskan, keteladanan Nabi dalam konteks sehari-hari dan zaman sekarang adalah harus sidiq atau jujur dalam kehidupan sehari-hari, tidak boleh berdusta dengan segala bentuknya, termasuk melakukan kecurangan dalam perdagangan dan korupsi.
"Tidak boleh hanya kata-kata manis, tetapi perbuatan berbeda dengan ucapan," katanya.
Ia menambahkan hal lain yang perlu diteladani dari Nabi adalah selalu merangkul semua kalangan, kelompok, suku, kepercayaan/agama, dan perbedaan lainnya, saat Nabi Muhammad memerintah sebagai pemimpin masyarakat dan agama Islam. Pada konteks masa kini, hal tersebut merupakan sifat toleransi dan mengayomi.
"Jika sifat-sifat mulia tersebut menjadi acuan kita dalam kehidupan sehari-hari dan Al Quran sebagai pedoman kita, maka niscaya kita juga sedang melakukan dakwah meneruskan tugas Nabi Muhammad pada 1440 tahun lalu itu," terangnya.
Menhub juga mengucapkan terima kasih atas Istighosah yang sudah dilakukan oleh para jamaah Masjid Khairul Huda.
"Semoga Istighosah ini membawa kebaikan bagi bangsa dan bagi keselamatan penerbangan Indonesia," pungkasnya.