Suara.com - Perusahaan konglomerasi di bidang pertahanan dari Republik Ceko, Czechoslovak Group AS (CSG Ceko) menginvestasikan dananya di Indonsia. CSG Ceko baru-baru ini menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Czechoslovak Group Indonesia.
Kerja sama itu dilakukan untuk pembangunan Private Defence Industry Park (PDIP) senilai US$ 100 juta, di bidang industri pertahanan swasta di Indonesia.
"Investasi senilai US$ 100 juta dari Czechoslovak Group AS adalah tahap pertama dari total investasi senilai US$ 1 miliar sepanjang lima tahun kedepan. Di kwartal pertama tahun 2019, B to B di industri pertahanan Indonesia ini dapat dimulai," kata Norman Joesoef, selaku CEO Czechoslovak Group Indonesia, seperti rilis yang diterima Suara.com.
"Penandatanganan HoA tersebut dilakukan pada 8 November lalu oleh Norman Joesoef dengan Michal Strnad, CEO Czechoslovak Group AS di booth CSG di Pameran Indodefence 2018 PRJ Kemayoran, Jakarta.
"Kami selalu membuka peluang kemitraan dengan negara sahabat yang tulus dan terbuka dalam pelaksanaan alih produksi dan teknologi. Kami sangat berharap financial pledge ini dapat meningkatkan kerja sama kemitraan dalam Level industri dan baik untuk kedua belah negara,” kata Michal Strnad.
"Pada hari ini Czechoslovak Group (CSG) sebagai konglomerasi perusahaan bidang pertahanan yang berbasis di Republik Czechoslovaki dan negara Eropa tengah akan melakukan investasi yang bisa dibilang sebagai investasi pionir atau investasi pertama di Indonesia," timpal Norman Joesoef.
"Investasi dengan skala besar dibidang pertahanan yang mana nilainya kurang lebih US$ 100 juta untuk pembangunan kawasan terpadu untuk industri pertahanan di wilayah Jawa Barat tepatnya di Batujajar dengan lahan seluas 22 hektar yang akan segera dibangun setelah mendapatkan izin dari kementerian Pertahanan, kementerian BKPM, kementerian Perindustrian dan kementerian Perdagangan," sambung Norman Joesoef.
Sebagaimana diketahui CSG Ceko adalah perusahaan holding dari Eropa Tengah, asal Republik Ceko, meliputi Slovakia, Slovenia, Rumania, dan Hungaria. Mereka memiliki lebih dari 100 perusahaan dan 10.000 karyawan yang bergerak dibidang manufaktur kendaraan baja, senjata roket, misil, dan radar. Diketahui pula CSG Ceko berminat untuk melaksanakan alih produksi dan teknologinya di Indonesia.
Selain di Indonesia, CSG Ceko juga ingin memperluas basis industri pertahanannya di Asia Tenggara.
"Kami melihat pertumbuhan pemenuhan kebutuhan alat pertahanan di Asia Tenggara pada tingkat yang cukup tinggi setiap tahunnya. Kami rasa dengan basis industri yang kuat dan relatif stabil di Indonesia, CSG Ceko mantap melanjutkan ekspansi bisnis pertahanan mereka ke Malaysia, Filipina, Timor Leste, Myanmar, dan Kamboja," papar Norman.