Suara.com - Tim kajian Dewan Pertimbangan Presiden yang dipimpin Julie Trisnadewani, mengadakan dialog dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, para pimpinan dinas, badan dan kantor Pemerintah Kabupaten Sumba Barat di aula kantor bupati Sumba Barat.
Menurut Sekretaris Anggota Watimpres yang juga adalah Penanggung Jawab Tim Kajian, Julie Trisnadewani, kehadirannya ke Kabupaten Sumba Barat untuk melakukan kajian bersama tentang nilai-nilai kearifan lokal sebagai nilai leluhur, akar dari Pancasila yang harus dijunjung tinggi dan dipertahankan.
Karena itu, dialog bersama segenap elemen bangsa ini penting dilakukan untuk mendapatkan masukan-masukan berharga yang seterusnya dikaji tim Watimpres tentang bagaimana menjaga, melestarikan nilai luhur bangsa yang berasal dari nilai budaya masyakat Indonesia termasuk Sumba.
"Saya terkesan ternyata habitus Pancasila telah melekat dalam denyut nadi masyarakat Sumba Barat, tanpa banyak teori dan retorika," kata Julie.
Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat, Marthen Ngailu Toni, mengapresiasi pemerintah pusat memilih Sumba Barat dari sekian banyak kabupaten di Indonesia untuk melakukan kajian nilai leluhur budaya setempat menjadi pemersatu daerah dan bangsa.
Dalam kesempatan itu, wakil bupati Marthen Ngailu Toni, mengatakan, Sumba memiliki kekayaan alam luar biasa, budaya yang unik dan kehidupan keberagamanan yang harmonis sehingga daerahnya tetap aman dan damai.
Turut hadir dalam rombongan Tim Kajian, Nia Syarifuddin dari BPIP, Ranti Kartakusuma anggota Tim, Kabiro Polhukam Wantimpres M.Faried, Andhi Ilham Kasubag Polhukam Wantimpres dan Ruth tim dari Pokja Toleransi.
Selain berdiskusi dengan Wakil Bupati dan tokoh masyarakat, rombongan juga berkunjung ke desa adat untuk mempelajari kearifan lokal setempat, sebagai contoh nilai-nilai Pancasila yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat.