Suara.com - Tingkat diversitas kebudayaan Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Sayangnya, hal ini menjadikannya rentan punah, seandainya tidak ada mekanisme yang dapat mendukung konservasi.
Belum lagi masalah klaim budaya akibat minimnya proteksi terhadap kebudayaan itu sendiri. Proteksi dan konservasi tidak dapat dilaksanakan seandainya tidak ada informasi atau data tentang budaya.
BEM F. Psikologi dan BEM FIKOM Universitas Persada Indonesia Y.A.I, bersama Sobat Budaya, dan 150 peserta dari mahasiswa UPI Y.A.I, serta kampus lainnya, baru saja mengadakan seminar "Datathon 1K Budaya Tradisi Nusantara" dan "Workshop Fisika Batik". Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa, dengan memanfaatkan teknologi digital.
Kegiatan ini dihadiri Wakil Koordinator Bidang Kemahasiswaan LPT Y.A.I, Dra. Sondang Silaen, M.Psi, Dekan Fakultas Psikologi UPI Y.A.I, Dr. I Nyoman Surna, M.Psi, dan dibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, I Gede Agus S,. S.Kom., M.Kom.
Kegiatan seminar dibawakanHokky Situngkir (Dewan Pembina Sobat Budaya), Dr. I Nyoman Surna, M.Psi (Dekan F. Psi UPI Y.A.I), Oase Kirana Bintang (Ketua Harian Sobat Budaya), Zaenal Abidin (Mahasiswa Fikom UPI Y.A.I), dan Arief Yularso Caturputra (Trainer PhyBatik Sobat Budaya).
Mahasiswa antusias berpartisipasi dalam meng-input 100 data tentang kebudayaan Indonesia, seperti kain tradisional, alat musik Nusantara, kuliner, lagu daerah, bahkan cerita rakyat atau legenda.
Mahasiswa juga diajarkan fisika batik, yaitu kegiatan membatik tradisional yang dipadukan dengan cara digital atau komputerisasi. Ke depan, Kampus Y.A.I akan selalu mengadakan acara-acara akademik dan non akademik yang menarik dan informatif, seperti yang dilakukannya saat ini.