Ini Strategi Genjot Wisata Halal Indonesia

Madinah Suara.Com
Senin, 07 Mei 2018 | 20:14 WIB
Ini Strategi Genjot Wisata Halal Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ajang Temu Bisnis Wisata Halal untuk ketiga kalinya kembali digelar. Event yang digagas Halal Travel Konsorsium (HTK) dan Asosiasi Travel Wisata Halal Indonesia (ATHIN ) akan diselenggarakan pada Sabtu 2 Juni 2018 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta.

Acara ini sendiri bakal dihadiri 1.000 pelaku bisnis wisata halal Indonesia dan 20 pebisnis wisata Halal dari sejumlah negara seperti Jepang, Korea, New Zealand, Turki, Mesir, China, Maroko, Rusia, Uzbekistan, dan negara Eropa lainnya. Event ini diklaim sebagai Business to Business (B2B) Wisata Halal terbesar di Indonesia.

Acara akan dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sandiaga Uno (Wakil Gubernur DKI Jakarta), Riyanto Sofyan (Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Indonesia), dan bupati/walikota dari berbagai daerah.

Ananto Pratikno, Ketua DPW ATHIN Jakarta mengatakan  silaturahmi ini merupakan wadah para pelaku usaha wisata halal untuk bekerjasama melakukan berbagai kegiatan positif. Tujuannya membantu Indonesia bisa menusuk ke peringkat satu Global Muslim Travel Index pada 2019.

“Event pertama pada dua tahun lalu yang hadir 300 peserta dan tahun lalu yang hadir naik jadi 500 agent. Tahun ini, semakin ramai yang daftar,  jumlahnya mencapai 1.000 pengusaha. Vendor internasional juga mengalami peningkatan. Jika tahun lalu ada 10, sekarang naik menjadi 20 negara,” jelas Ananto.

Ananta optimistis sebagai salah satu negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia jadi pilihan liburan bagi traveler dunia.

“Selain sebagai negara Muslim yang besar, masyarakat Indonesia juga dikenal ramah kepada turis asing. Namun untuk wisata Muslim, Bali dan Lombok masih tetap menjadi destinasi utama,” papar Ananto.

Untuk wisata pantai, Bali tetap menjadi primadona. Terbukti dari ramainya kunjungan wisatawan asing ke Bali setiap tahunnya, begitu juga dengan wisatawan Muslim.

“Mereka yang dari China, Jepang, Thailand, Taiwan, Korea suka dengan wisata alam di Indonesia, dan destinasi pilihannya adalah Bali. Turis paling banyak berkunjung ke Bali itu adalah dari China. Bagaimana dengan turis Muslim? Selain Bali, mereka berkunjung ke Lombok. Nanti kami akan mengarahkan turis Muslim ke tempat-tempat yang aman untuk Muslim,” ujar Ananto.

Kementerian Pariwisata menargetkan Indonesia bisa menembus peringkat 1 Global Muslim Travel Index (GMTI). Potensi pasar wisman muslim memang sangat tinggi, pasar ini diperkirakan akan mencapai USD 2,6 triliun pada 2020 atau tumbuh rata-rata 6,3 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan turis muslim diprediksi lebih tinggi lagi, 9,1 persen per tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI