“Ada banyak orang yang bisa mengemudikan mobil, tetapi belum tentu mengemudikannya dengan aman, sehingga diperlukan edukasi yang berkesinambungan agar para pengemudi memiliki sikap dan kemampuan mengemudi secara aman. Jika banyak pengemudi mampu berkendara dengan aman, maka angka kecelakaan dapat terus diturunkan,” papar Dhany Ekasaputra, pakar safety driving yang menjadi pembicara pada acara talkshow tersebut.
Mengantuk merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sebuah studi yang dilakukan oleh Loughborough University, Inggris, menemukan bahwa pengendara yang mengalami dehidrasi berpotensi melakukan kesalahan saat berkendara.
Mengantuk pada saat berkendara disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke otak, secara reflek otak akan memerintahkan tubuh untuk menguap memasukkan oksigen ke dalam darah. Kecukupan cairan tubuh pada saat mengemudi akan membuat darah mudah mengikat oksigen, sehingga dapat meminimalisir timbulnya rasa mengantuk.
“Mengantuk saat berkendara, sangatlah berbahaya. Karena mengakibatkan turunnya tingkat konsentrasi, kelelahan (fatigue), sehingga kemampuan reflek tubuh pun menurun dengan drastis. Jadi, sangat disarankan pada saat mengemudi kebutuhan cairan tubuh, dalam hal ini air putih, harus dipenuhi. Lebih praktis memang jika menggunakan air dalam kemasan berkualitas dan ukuran kemasan yang pas dengan holder di mobil,” jelas Dhany.
Sangat jelas bahwa kebutuhan cairan tubuh yang cukup pada saat mengemudi akan membantu meningkatkan dan mempertahan konsentrasi. Sehingga peluang terjadinya kecelakaan dapat diminimalisir.