Suara.com - Generali Indonesia membukukan total premi sebesar Rp 3,2 triliun dan pertumbuhan premi bruto hingga 21 persen dibanding tahun sebelumnya. Hasil yang baik ini mendorong perusahaan untuk meraih laba bersih sebesar Rp 61,3 miliar hanya dalam 8 tahun beroperasi.
CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman, mengatakan, "Hasil yang kuat di tahun 2017 menunjukkan ambisi Generali, meskipun di tengah kompetisi yang sangat menantang untuk menjadi perusahaan asuransi yang memberikan nilai tambah bagi nasabah. Setiap tahun kami berkembang karena didorong berbagai inovasi baru yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan nasabah dan perkembangan teknologi."
Ia menambahkan, "Tahun ini, fokus utama kami adalah memperkuat produk dan proses automasi atau digitalisasi, baik untuk nasabah maupun mendukung penjualan. Selain iPLAN Syariah dengan fitur wakaf yang kami luncurkan di awal tahun, kami juga akan terus melakukan perbaikan produk-produk bersifat kesehatan untuk menjawab kebutuhan keuangan nasabah di setiap segmen dalam tiap tahap kehidupan mereka, termasuk manfaat asuransi tambahan Medical Plan yang kami luncurkan hari ini. Kami yakin pengembangan diatas akan semakin memperkuat posisi kami dalam mengembangkan sayap di industri asuransi Tanah Air.”
Tak hanya mencatatkan laba pertamanya, Generali Indonesia menutup 2017 dengan pertumbuhan yang cukup signifikan dan pendapatan premi yang kuat. Jumlah dana kelolaan meningkat 31 persen, yaitu menjadi ke Rp 4,4 triliun berkat hasil operasional yang positif, sementara rasio solvabilitas berada di posisi 317 persen (2,6 kali lipat dibanding minimum 120 persen yang ditetapkan pemerintah).
Premi bruto Generali berada di posisi Rp 3,2 triliun, naik 21 persen dibandingkan 2016, sebesar Rp 2,6 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja produk unit link yang tumbuh 27 persen sebesar Rp 2,7 triliun.
Dalam hal pemberian hak nasabah, sepanjang 2017, Generali mencatatkan dana klaim kepada nasabah sebesar Rp 544,5 miliar, meningkat 32 persen dari tahun sebelumnya, Rp 413,4 miliar.
Jalur distribusi melalui bank rekanan (bancassurance) masih menjadi kontributor premi terbesar dengan total kontribusi 46 persen, sementara keagenan menyumbang 44 persen, dan bisnis kumpulan (group business) sebesar 10 persen dari total premi bruto.
Fokus 2018, Inovasi Perlindungan Kesehatan Nasabah
Inovasi secara terus menerus dilakukan Generali, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah, dengan tetap melihat perkembangan dan peluang pasar. Memperkuat produk dengan pengembangan manfaat asuransi tambahan untuk kesehatan merupakan salah satu fokus utama Generali untuk memenangkan pasar tahun ini.
Berdasarkan data, tren biaya perawatan kesehatan secara global meningkat rata-rata sebesar 10 persen per tahun berdasarkan sumber data WHO1. Di Indonesia sendiri, pada 2014 - 2017, biaya klaim kesehatan tumbuh hampir 10 persen setiap tahunnya, hingga mencapai lebih dari 9.3 triliun pada 2017.
Ini didukung dengan bertambahnya jumlah rumah sakit umum yang mencapai lebih dari 2.000, tumbuh 18.5 persen sejak 4 tahun yang lalu.
Peluang pasar atas kebutuhan inilah yang menjadi basis diluncurkannya manfaat asuransi tambahan Medical Plan. Manfaat ini memberikan perlindungan kesehatan di seluruh dunia hingga usia 90 tahun, dan menawarkan pembayaran biaya klaim sesuai tagihan rumah sakit yang mudah dan bebas ribet, mulai dari kelas kamar perawatan Rp 300.000/hari.
Manfaat ini melengkapi ragam solusi perlindungan kesehatan yang dimiliki Generali, termasuk Global Medical Plan yang memungkinkan nasabah untuk mendapatkan rekomendasi perawatan terbaik dari dokter terbaik di dunia dengan perlindungan perawatan rumah sakit hingga Rp 35 miliar per tahun.
Edy mengatakan, "Kita berada di era yang memang sangat dinamis dan fluktuatif, yang dibutuhkan nasabah saat ini adalah kepastian, dari sisi dana maupun kepastian perlindungan."