Induk Usaha Halomoney Masuk dalam 100 Perusahaan Fintech Dunia

Angelina Donna Suara.Com
Kamis, 05 April 2018 | 19:00 WIB
Induk Usaha Halomoney Masuk dalam 100 Perusahaan Fintech Dunia
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam laporan terbaru, Maret 2018, International Finance Corporation (IFC) memetakan 100 perusahaan fintech berpengaruh dalam mempromosikan inklusi keuangan (financial inclusion) di dunia. Induk usaha HaloMoney.co.id masuk dalam 100 fintech berpengaruh tersebut.

Seratus perusahaan yang masuk dalam laporan ini berasal dari Amerika Serikat, Amerika Latin, Asia, Asia Tenggara, Eropa, hingga Afrika. Perusahaan ini dianggap berkontribusi dalam mempromosikan inklusi keuangan (financial inclusion), di area operasional mereka masiing-masing.

Inklusi keuangan adalah konsep yang sering digunakan oleh pelaku industri keuangan untuk menjangkau masyarakat dengan produk atau layanan keuangan perbankan dan non bank.

Salah satu perusahaan terpilih tersebut adalah CompareGroupAsia (CAG), group usaha situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id yang berbasis di Hongkong. CAG beroperasi di tujuh negara di Asia, yakni Indonesia (HaloMoney.co.id), Malaysia (Comparehero.my), Thailand (Moneyguru.co.th), Singapura (Singsaver.com), Filipina (Moneymax.ph), Hongkong (Moneyhero.com.hk), dan Taiwan (Money101.com.tw).

Dalam laporan bertajuk “Financial Inclusion in Digital Age” ini, 100 perusahaan fintech global ini terpilih melalui penilaian enam orang juri dengan kriteria sebagai berikut. Pertama, menjadikan visi financial inclusion sebagai misi perusahaan.

Kedua, mengatasi hambatan financial inclusion dengan teknologi. Ketiga, meski memiliki misi inklusi finansial, namun memiliki tujuan profit untuk para investornya.

Adapun enam juri yang memilih 100 perusahaan fintech ini adalah:
• Ben Lawsky (CEO Lawsky Group)
• Anju Patwardhan (Managing Director CreditEase, Fullbright Fellow dan Visiting Scholar at Stanford)
• Carol Realini (Financial Inclusion Investor, Board Member dan Penulis)
• Kai Schmitz (Fintech Investment Lead International Finance Corporation)
• Arjan Schutte (Founder and Managing Partner Core Innovation Capital)
• Ken Singleton (Adams Distinguished Professor Stanford Graduate School of Business).

Seratus perusahaan ini dinilai mampu menjawab tiga tantangan inklusi finansial yang umum terjadi di berbagai negara melalui teknologi. Tiga tantangan tersebut adalah, pertama, terbatasnya akses keuangan. Kedua, ketersedian produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ketiga, memberikan biaya yang efisien atas produk keuangan.

Dengan layanan teknologi berbasis mobile phone, konsep marketplace, perbandingan produk, dan memanfaatkan big data, 100 perusahaan fintech tersebut dinilai mampu menjawab tiga masalah inklusi keuangan tersebut. Dan dengan inovasi-inovasi berikutnya yang akan terus dikembangkan oleh 100 perusahaan fintech tersebut, inklusi keuangan diperkirakan semakin cepat dari saat ini secara global masih 62%, prosentasi penduduk dewasa yang dapat mengakses layanan keuangan sederhana (data World Bank 2015).

Laporan ini dibuat oleh CreditEase, International Finance Corporation (IFC), dan the Stanford Graduate School of Business. IFC adalah anak usaha lembaga keuangan global Bank Dunia (World Bank) yang menjalankan investasi Bank Dunia di sejumlah lini bisnis. Laporan lengkap ini bisa diakses di situs IFC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI