Sementara itu, Bagas menambahkan, acara yang dilangsungkan di Stockholm, Swedia ini memang bertepatan dengan FIKA (tradisi minum kopi di Swedia).
"Bulan depan kita akan terus gebyarkan di sini. Tahun lalu sempat dilakukan dan mendapat tanggapan positif dari mereka," jelas Bagas.
Menurutnya, even ini bisa menjadi ajang yang sangat baik untuk menarik calon wisatawan asal Swedia berlibur ke Indonesia.
"Pensiun mereka cukup besar, dan ini menjadi potensi bagi Indonesia. Terlebih mereka cenderung menyukai tempat yang eksotis, berterumbu karang dan bersih untuk menikmati libur di masa pensiun. Persoalannya, harus dilengkapi wifi dan fasilitas yang terkoneksi dengan internet, "kata Bagas.
Bagas menegaskan siap mengadakan sebuah perjalanan ke Indonesia dengan membawa wisaratawan dari Swedia. Apalagi saat ini, minat warga Swedia berlibur ke Indonesia meningkat.
Sementara itu, First Secretary for Economic Affairs KBRI Swedia, Rahmawati Wulandari menyebut, pihaknya sudah menemui asosiasi kopi di Swedia agar menggerakkan anggotanya untuk ikut mendukung acara 14 Mei nanti.
"Mereka ini peminum kopi (bahkan bisa 8 gelas perhari). Kita ingin promosikan sekaligus membuka pengetahuan warga Swedia tentang kopi Indonesia, khususnya Kopi Jawa Barat," jelas Rahma.
Menurutnya, merek kopi Indonesia asli harus dikenalkan. Melalui acara tersebut, pihaknya berharap kopi Indonesia, termasuk kopi Jawa Barat bisa dikenal di Swedia.
"Para pecinta kopi di sini (Swedia) rata-rata ingin mengetahui dan berinteraksi langsung dengan pemilik kebun kopi sebelum menikmatinya. Kita akan coba agar mereka mau datang, dan melihat kebun kopi di Jabar. Bahkan mengetahui proses mulai di kebun hingga kopi tersebut bisa diminum," katanya.
Hal itu penting untuk menarik pecinta kopi Swedia, terlebih mereka harus mengenal terlebih dahulu untuk kemudian 'membeli' kopi.