Tingkatkan Kerja Sama, KBRI Paris Gelar Forum Bisnis di Le Havre

Sabtu, 24 Maret 2018 | 23:46 WIB
Tingkatkan Kerja Sama, KBRI Paris Gelar Forum Bisnis di Le Havre
Suasana forum bisnis tajaan KBRI Paris yang digelar di Le Havre. [Dok. KBRI Paris]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka mendukung misi pembangunan ekonomi yang telah dibuat pemerintahan Presiden Joko Widodo, KBRI Paris kembali menyelenggarakan business forum dengan para pengusaha terkemuka Prancis pada Selasa, 20 Maret 2018 lalu, tepatnya di kota pelabuhan Le Havre. Tercatat 34 pengusaha Prancis yang bergerak di bidang infrastruktur, energi, produk makanan, produk logam, jasa logistik impor ekspor, waste management, retail, essential oils, dan packaging hadir dalam forum ini. Turut hadir pula adalah Wakil Wali Kota Le Havre, yaitu Sandrine Dunoyer (menangani kebudayaan dan kerja sama internasional) dan Florent Saint Martin (menangani tata kota).

Kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi dengan negara-negara mitra ekonomi, disampaikan oleh Duta Besar RI Paris, Dr. Hotmangaradja Pandjaitan, dalam sambutan pembukaannya. Terlebih, Indonesia memiliki potensi produksi dan ekspor yang besar, mampu untuk meningkatkan arus perdagangan dan investasi kedua negara. Secara rinci, perkembangan makro ekonomi Indonesia, perkembangan kebijakan investasi, investment flow ke Indonesia, serta peluang produk ekspor Indonesia, dipaparkan oleh Fitria Irmi Triswati, Wakil Kepala Perwakilan BI London dan Rudjimin dari KBRI Paris.

Sesi yang menarik adalah testimoni dari pengusaha Prancis yang berbisnis di Indonesia. Wakil dari Michelin dan Tereos, hadir dan menyampaikan pengalaman mereka selama berbisnis di Indonesia, khususnya terkait efisiensi prosedur. Keduanya memberikan feedback yang positif tentang iklim usaha Indonesia. Christopher Herve dari Tereos, misalnya, menyampaikan bahwa proses investasi di Indonesia berlangsung efektif dan efisien, tidak seperti pemberitaan negatif yang terkadang diberitakan. Michelin adalah pabrikan ban terkemuka dunia, sedangkan Tereos bergerak di bidang pertanian dan produk makanan.

Dampak dari forum business langsung terlihat pada sesi diskusi dan pertemuan informal setelahnya, di mana terdapat beberapa perusahaan Prancis menyatakan ketertarikan untuk menjajaki kerja sama dengan Indonesia. Beberapa di antaranya, misalnya CEACOM yang ingin menjajaki kemungkinan kerjasama dengan perusahaan Indonesia di bidang penyedia jasa layanan call center, bahkan siap untuk berkunjung dan bertemu calon mitra di Indonesia. Perusahaan Guillemette & Cie yang bergerak di bidang perkayuan akan berkunjung ke Indonesia pada bulan April 2018 untuk mencari produsen kayu. Perusahaan ini telah rutin mengimpor produk kayu dari Indonesia dan berkeinginan untuk mencari variasi tipe kayu yang beragam untuk diversifikasi produk yang akan dipasarkan di kawasan Eropa.

Selanjutnya, grup Morphosis yang bergerak di bidang scrap metals dan waste management berkeinginan untuk mendapatkan suplai dari Indonesia. Perusahaan ini mendaur ulang scrap metals untuk dijadikan bahan baku produk elektronik. KBRI Paris juga sempat mengedarkan kuesioner untuk diisi para peserta.

"Tanggapan yang masuk semuanya sangat positif, sampai kami juga kaget, karena ternyata masih ada pengusaha Prancis yang belum kenal dengan potensi kita," ungkap Rudjimin.

Di sela-sela kegiatan di Le Havre, Dubes RI dan beberapa pejabat KBRI Paris juga melakukan kunjungan ke kawasan pelabuhan Port Le Havre untuk melihat prosedur dan alur logistik produk ekspor yang masuk Prancis melalui pintu masuk Le Havre. Sehari sebelum business forum, Dubes RI Paris juga menyempatkan untuk berdialog dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di sana. Pertemuan dimaksudkan untuk mendekatkan hubungan KBRI Paris dengan masyarakat, serta menyampaikan beberapa perkembangan dalam negeri, termasuk mengimbau kesiapan dan dukungan WNI dalam pelaksanaan pemilu mendatang.

Sekadar informasi, Le Havre terletak di sebelah barat daya pesisir Prancis, berpenduduk lebih dari 172 ribu jiwa. Kota ini masuk dalam daftar World Heritage UNESCO di tahun 2005 atas rekonstruksi dan tata kota yang hebat pasca-Perang Dunia II, serta merupakan kota pelabuhan terbesar ke-2 di Prancis setelah Marseilles. Salah satu institut pendidikan tinggi di kota ini adalah Universitas Le Havre, yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI