Suara.com - Kanker merupakan penyakit yang sulit ditanggulangi. Penyakit ini tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Menurut data dari WHO akhir 2015, jumiah penderita kanker di dunia saat ini sebanyak 14,1 juta orang, dan empat persennya merupakan penderita kanker usia anak-anak.
Sementara, data yang berhasil dihimpun Kementerian Kesehatan pada 2007 menyebutkan bahwa ada sekitar 4.100 kasus Kanker pada anak dengan rentang usia 5 hingga 14 tahun di Indonesia.
Melihat kondisi ini, Green Pramuka Square menghadirkan acara syukuran hari jadinya yang pertama dengan mengajak anak-anak penyintas Kanker yang berada di rumah singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).
"Kami ingin menjadikan peringatan hari jadi Green Pramuka Square yang pertama ini terasa lebih bermakna dengan berbuat sesuatu yang berarti bagi anak-anak penyintas Kanker yang bernaung dalam YKAKI," papar Liza Monalisa selaku General Manager Green Pramuka Square, Jakarta, Rabu (21/12/2017).
Dalam kegiatan syukuran ini, Green Pramuka Square secara simbolis menyerahkan donasi kepada YKAKI. Donasi tersebut akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan anak-anak penyintas Kanker di rumah singgah, yang disebut Rumah Kita.
Kegiatan ini merupakan hasil penggalangan dana dari kegiatan Stupa Art Competition, sebuah kompetisi melukis diatas media berbentuk telor setinggi hampir satu meter yang diadakan Oleh Green Pramuka Square.
"Saya sangat mengapresiasi kepedulian yang ditunjukkan oleh Green Pramuka Square terhadap anak-anak penyintas Kanker. Kanker pada anak menurut para ahlinya, memang tidak bisa dicegah, tapi dapat diobati atau diupayakan sembuh dengan mengenali gejala serta tanda-tandanya," ujar Ira Soelistyo, Penggagas dan Pendiri dan Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker lndonesia.
Ira juga mengungkap, kepedulian masyarakat sangat menentukan dalam penanganan kanker pada Anak. Pemahaman mengenai kanker pada Anak perlu di sosialisasikan setiap saat agar bila ditemukan gejalanya dapat segera diarahkan pada rumah sakit yang menangani pengobatannya.
"Sehingga keterlambatan pengobatannya dapat dihindari dan semakin banyak anak yang dapat tertolong," tutup dia.