Suara.com - PT Pos Indonesia (Persero) melakukan brand rejuvenation. Cara ini diharapkan agar perusahaan plat merah tetap diingat masyarakat lintas generasi, termasuk generasi milenial.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi Wahju Setijono mengatakan upaya ini dilakukan karena selama ini Pos identik dengan surat. Padahal, sudah sejak lama PT Pos Indonesia terjun ke ranah jasa pengiriman paket dan lain-lain.
"Pos lebih lekat dikenal dengan kata surat dan wesel. Sedangkan kata kunci paket sendiri bergeser ke arah pemain baru," katanya.
Wahju bertekad merebut kembali pasar jasa paket. Geliat jasa kurir, kata dia, diakibatkan tingginya aktivitas belanja online, khususnya di kalangan masyarakat millennia. Pos Indonesia yang berdiri sejak 26 Agustus 1746 ini telah memberikan jasa pengiriman paket kepada masyarakat.
"Pos Indonesia melihat produk paket sebagai tulang punggung, baik saat ini, maupun mendatang," ujar Wahju.
Pos Indonesia menyasar audience millennial dengan imej penyedia jasa kurir yang andal, tepercaya, update, dan mampu mengirim paket ke seluruh Nusantara. Paling penting, dengan harga terjangkau.
Dengan target tersebut, Wahju mencanangkan berbagai jargon seperti Pos Indonesia Begerak dan Pos Indonesia Juara. Kemudian, diluncurkan jargon baru yang menggambarkan kekuatan Pos Indonesia, yakni #PaketinAja #POSbisa.
Khusus Ramadhan dan Idul Fitri, Pos Indonesia mengimbau masyarakat mengirimkan ucapan selamat Idul Fitri dan parcel melalui jasa mereka.