Standard Chartered Bank Sumbang Retina Camera ke RSCM

Jum'at, 02 Juni 2017 | 01:30 WIB
Standard Chartered Bank Sumbang Retina Camera ke RSCM
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank, Rino Donosepoetro. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Standard Chartered Bank menyumbang sebuah kamera retina. Alat ini dipergunakan untuk memeriksa retina bayi lahir prematur.

 Alat ini diberikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pemberian dilakukan Chief Executive Officer Standard Chartered Bank, Rino Donosepoetro, kepada Nina Kemala Sari, Direktur Pengembangan dan Pemasaran RSCM.

Penyerahan kamera retina ini merupakan bagian dari Seeing is Believing (SIB), sebuah komitmen global Bank yang dilaksanakan sejak 2003 dan bertujuan untuk mencegah kebutaan dan gangguan penglihatan. Salah satu fokus dari program ini adalah penyediaan program deteksi dini bagi anak-anak dengan gangguan penglihatan atau gangguan kesehatan mata yang dapat dihindari serta pemberian akses bagi pemeriksaan dan pengobatan mata dengan harga terjangkau.

"Bekerjasama dengan Helen Keller International, sebagai salah satu mitra program SIB, Bank memiliki komitmen untuk mencegah sejak dini gangguan penglihatan dan kebutaan yang dapat dihindari. Salah satu bentuknya adalah pemberian bantuan kamera retina kepada RSCM yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bayi prematur yang diduga menderita Retinopathy of Prematurity (ROP/Retinopati Prematuritas),"kata Rino.

Retinopati Prematuritas/ROP adalah kelainan pada mata yang terjadi pada bayi lahir prematur. Kelainan ini disebabkan adanya pertumbuhan pembuluh darah retina abnormal yang dapat menyebabkan perlukaan atau lepasnya retina. Data dari RSCM menunjukkan pada 2013, kurang dari 10 persen bayi lahir prematur di rumah sakit selain RSCM memperoleh pemeriksaan ROP. Hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan, kapasitas, dan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi bayi berisiko.

Ada juga kasus dimana bayi lahir prematur diluar RSCM terlambat dirujuk untuk diperiksa di RSCM. Namun demikian, dalam sejumlah kasus, bayi prematur dengan risiko ROP masih dapat diobati.

Program SIB dilaksanakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sejak 2003. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya pelaksanaan operasi katarak, pemeriksaan mata dan pemberian kacamata, peningkatan capacity building bagi tenaga kesehatan mata, diabetic retinopathy, serta pembuatan fasilitas pendukung pemeriksaan mata di beberapa wilayah di Indonesia.

Sejak tahun lalu, Bank bermitra dengan Helen Keller International dan konsorsiumnya untuk periode 2015-2020 dengan fokus utama penyediaan pemeriksaan dini bagi anak-anak dengan gangguan penglihatan atau gangguan kesehatan mata yang dapat dihindari.

Beberapa hasil yang telah dicapai sejak tahun lalu diantaranya pembangunan pusat pemeriksaan mata khusus anak di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Makassar, pertama kalinya ada di wilayah Indonesia Timur.

Selain itu juga, tercatat beberapa kegiatan seperti 25 orang anak menerima bantuan operasi mata, 346 anak dengan keterbatasan fisik memperoleh kacamata gratis, dan sekitar 1.539 anak dengan keterbatasan fisik juga telah menerima edukasi kesehatan mata dan beberapa kegiatan capacity building bagi para tenaga kesehatan mata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI