Menurut Dedi, negara yang sudah berhasil revolusi mentalnya adalah munculnya pemimpin yang dapat jadi teladan serta sistem yang mengikat semua elemen bangsa sehingga mereka bisa berubah. Tetapi di negara ini, lanjut Dedi, sistem dibuat untuk kepentingan kelompok dan kepentingan jangka pendek.
Menurut Dedi, ada beberapa cara untuk mempercepat mental rakyat Indonesia berrevolusi. Namun, harus dibarengi dengan sikap konsisten dari pemimpin negara.
"Pertama, mulailah berubah dari diri sendiri. Kedua, merekrut agen-agen perubahan untuk disusupkan di semua lapisan masyarakat. Ketiga, menjadikan integritas dan etika moral sebagai syarat utama seseorang diangkat jadi pemimpin semua level kepemimpinan," jelas dia.
"Keempat, mendidik pemimpin agama dan guru yang pantas diteladani oleh semua umat. Kelima, membuat efek malu kepada koruptor dan orang-orang bermoral bejat dengan menyiarkan setiap periode tertentu dan mendaftarkan di laboratorium revolusi mental," tambah Dedi.
Selain dihadiri oleh anggota ASPIRASI, bedah buku ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional. Diantaranya mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko.
“Saya banyak menjadikan buku Rhenald Kasali sebagai sumber referensi untuk memberikan ceramah di berbagai perguruan tinggi,” ujar Moeldoko.