Suara.com - Dengan kecintaan dan perhatian yang dalam terhadap Indonesia, pluralisme, dan nasionalisme pada generasi muda, Student Board Universitas Prasetiya Mulya kembali mengadakan "Indonesian Culture and Nationalism (ICN)", dengan tema "Aktualisasi Tutur Generasi". Even kelima ini diselenggarakan di Tangerang, pada 29 Maret-8 April 2017, dengan rangkaian acara berupa Food Exhibition, ICN Conference, dan ditutup dengan ICN Festival.
Food Exhibition Gelombang I (29-31 Maret 2017) menghadirkan 32 tenant dan 28 tenant dalam Gelombang II (5-8 April 2017). Keduanya menyajikan berbagai sajian khas Nusantara, mulai dari makanan berat, makanan ringan, minuman, sampai pada desserts. Para pengunjung dapat menikmati kuliner Indonesia sambil ditemani alunan musik karya anak bangsa yang diputar setiap harinya.
ICN 2017 berhasil mendatangkan 34 pemuda dan pemudi aspiratif dari seluruh penjuru Nusantara untuk mengikuti acara ini. Para delegasi terpilih tersebut datang dengan membawa proyek sosial yang mereka garap, dimana proyek tersebut lahir dari isu yang ada di daerah dan memiliki nilai solutif bagi daerah maupun Indonesia secara keseluruhan.
Panitia telah memilih 5 proyek sosial terbaik yang mendapatkan pendanaan total sebesar Rp 50 juta. Kelima proyek sosial tersebut adalah Kategori Pendidikan: “University Student Goes to Children” oleh Riki Muhamanda, delegasi Aceh; Kategori Kepemudaan: “ABOPINK” oleh Hera Wijaya, delegasi Jawa Barat; Kategori Lingkungan: “Pelatihan Pembuatan Kopi dan Teh dari Masisin bagi Masyarakat Kelurahan Petuk Bukit” oleh Paujiah, delegasi Kalimantan Tengah; Kategori Sosial Budaya: “Dokumentasi dan Interpretasi Nilai Kreasi Kesenian Tingklik Pengarasan” oleh Ni Putu Sri Pratiwi, delegasi Bali; Kategori Kewirausahaan: “Pemberdayaan Masyarakat Desa Pulau Lemukutan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang melalui Diversifikasi Pengolahan Gracillaria sp. sebagai Bahan Baku Produk Mie (Mierulla) dan Permen (Jerulla)” oleh Maya Safitri, delegasi Kalimantan Barat.
Salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan dalam ICN Conference 2017 ini adalah diskusi kebangsaan. Para putra putri terbaik bangsa duduk bersama untuk mencari solusi atas isu yang gencar berkembang di Indonesia, khususnya mengenai lingkungan, kepemudaan, kewirausahaan, pendidikan, dan sosial budaya. Turut hadir pula berbagai komunitas, seperti Sinergi Muda, Sahabat Pulau, Indonesia Berbicara, dan Indonesia Mengajar untuk membantu jalannya diskusi.
Diskusi kebangsaan yang dilaksanakan pada Jumat (7/4/2017) ini menghasilkan dua rumusan penting, yaitu rangkuman dari seluruh hasil diskusi yang telah dilakukan, yang akan diserahkan kepada pemerintah. Kedua adalah ikrar delegasi ICN yang disusun sebagai wujud komitmen nyata untuk membangun bangsa Indonesia.
ICN 2017 memasuki puncaknya pada Sabtu (8/4/2017), dengan menghadirkan festival kepemudaan, ICN Festival. Acara ini menghadirkan 7 tokoh inspiratif dari berbagai kalangan.
Sesi pertama yang bertajuk “Satu Aksi untuk Perubahan”, ICN Festival menghadirkan 4 tokoh inspiratif, yakni Putra Nababan (jurnalis senior dan co-founder idtalent.id), Brigjen. Pol. Rikwanto, S.H., M.Hum. (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri), Yenny Wahid (Direktur The Wahid Institute) dan Slamet Rahardjo (aktor dan sutradara senior).
Pada sesi pertama, Putra memaparkan pentingnya generasi bertalenta bagi Indonesia.
“Dalam menyongsong bonus demografi, kalian akan memainkan peranan besar. Tantangannya, Indonesia akan kekurangan 56 persen SDM bertalenta. Akan ada gap antara permintaan industri dan kesiapan talents,” katanya.
Pada kesempatan itu, Rikwanto juga membuka pemahaman generasi millenial untuk menyalurkan semangat dan jiwa mudanya bagi pengembangan diri.
“Jangan mudah terhasut pada isu disintegrasi dan berubah menjadi generasi perusak. Kalian dididik untuk siap, maka jadilah generasi yang bernilai,” ungkapnya.
Melengkapi pemaparan kedua pembicara sebelumnya, Yenny berhasil meningkatkan semangat mahasiswa yang hadir dengan paparan interaktif.
“Saya membuktikan bahwa gagal adalah bagian dari cerita hidup, yang terpenting adalah berani jadi diri sendiri, baik kepada sesama dan fokus menggapai cita-citamu,” tutupnya.
ICN Festival 2017 memasuki sesi keduanya, “Jiwa Muda Pilar Bangsa”, yang menghadirkan Taufik Udjo (Direktur Saung Angklung Mang Udjo), Ayu Gani (model dan Pemenang Asia’s Next Top Model Season 3), dan Tompi (musisi). Mereka mengemukakan perjuangan hidup yang penuh dengan dinamisme, sampai akhirnya bisa meraih kesuksesan seperti sekarang.
Mereka berpesan kepada para pemuda aspiratif untuk berani mengejar mimpi dan passion, sebab pekerjaan harus menjadi sesuatu yang dicintai dan menyenangkan.