UI Raih Pendanaan Inovasi Rp4,8 M dari Kemristekdikti

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 25 Maret 2017 | 03:13 WIB
UI Raih Pendanaan Inovasi Rp4,8 M dari Kemristekdikti
Direktur Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Dr. Agr. Taufiq Wisnu Priambodo dan Wakil Rektor III Bidang Riset dan Inovasi Prof Dr.rer.nat Rosari Saleh saat penandatanganan pendanaan inovasi dari Kemristekdikti, Senin (23/3/2017).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Universitas Indonesia (UI) mendapatkan pendanaan inovasi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Senin (20/3/2017).

Pendanaan inovasi ini didapatkan melalui skema Pendanaan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri dan Inovasi Industri dari Kemristekdikti.

Secara total, Kemristekdikti memberikan pendanaan inovasi sebesar Rp 171 miliar. Pendanaan ini diberikan bagi perguruan tinggi dan industri yang saling berkolaborasi mendorong hilirisasi inovasi yang akhirnya menjadi produk massal.

Pendanaan inovasi tersebut diberikan melalui seleksi ketat dari tim pakar dan akademisi. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH), UI mendapatkan hibah insentif melalui Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) melalui dua tim.

Dalam penandatanganan perjanjian kerja sama pendanaan yang dilakukan oleh Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe di Jakarta, Senin (20/3/2017), UI mendapatkan total dana Rp 4,817 miliar yang dialokasikan untuk dua tim.

Wakil Rektor 3 bidang riset dan inovasi Prof. Dr. rer. nat Rosari Saleh menyambut positif pendanaan inovasi dari Kemristek Dikti tersebut. "Pendanaan adalah satu mata rantai yang tak bisa dipisahkan untuk memutar roda riset dan inovasi perguruan tinggi. Kami terbantu dengan adanya pendanaan semacam ini,” kata Rosari, Kamis (23/3/2017).

Melalui tim yang diusulkan oleh Dr. dr. Ismail Hadisoebroto, Sp.OT (K), UI mengajukan Pendirian Pusat produksi sel punca dan produk metabolit nasional. Sementara itu tim yang diusulkan oleh ketua Dra. Beti Ernawati, PhD akan mengoptimalkan alat diagnosa cepat NS-1 terhadap demam berdarah dengue.

Pendirian pusat produksi sel punca yang diusulkan UI menjadi yang pertama di Indonesia. Pendirian pusat produksi ini akan meningkatkan riset, pengembangan sel punca sekaligus memperbesar produksi sel punca di dalam negeri.

Pengelola dana inovasi dari DIIB Dr. Agr. Taufik Wisnu Priambodo menyambut baik kepercayaan yang diberikan Kemristek Dikti. “Pendirian pusat produksi sel punca yang dipelopori Universitas Indonesia sangat terbantu dengan adanya pendanaan ini. Pendirian pusat sel punca akan memperbesar berbagai terapi translasi dengan memanfaatkan sel punca tersebut,” kata Taufik.

UI berharap pendirian pusat sel punca serta alat diagnosa cepat terhadap penyakit demam berdarah dengue berharap bisa menjadi inovasi sekaligus menjawab kebutuhan industri. Pengembangan inovasi ini diharapkan sejalan dengan apa yang diperlukan oleh dunia industri pada saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI