Suara.com - BRISyariah merelokasi kantor cabang Kediri di Ruko Hasanudin Business Centre Jalan Hasanudin 21B, Kediri.
Peresmian relokasi tersebut dihadiri oleh Direksi BRISyariah, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kepala Kantor OJK Kediri Slamet Wibowo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto dan sejumlah undangan penting lainnya.
Dalam sambutannya, Direktur Utama BRISyariah Moch. Hadi Santoso menyatakan, di tengah meningkatnya kemunculan pihak asing dalam industri perbankan nasional Indonesia, BRISyariah yang didirikan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertekad untuk menjadi bank milik rakyat Indonesia.
Hadi menambahkan, sebagai pemegang saham mayoritas, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berharap BRISyariah dapat menggali potensi bisnis syariah dari bangsa yang memiliki populasi Islam terbesar di dunia.
Kehadiran BRISyariah di Kediri ini merupakan bagian dari percepatan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya dalam pembangunan ekonomi kota Kediri.
“Bila mencermati perkembangan cabang BRISyariah Kediri, maka dapat disampaikan bahwa BRISyariah Kediri dalam kurun waktu 1 (satu) tahun ini mengalami pertumbuhan yang signifikan,” ujar Hadi seperti dalam siara pers yang diterima Suara.com.
Hadi menambahkan, "pada posisi Desember 2016, pembiayaan yang disalurkan kantor cabang Kediri mencapai Rp 241 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 14,8 persen dibandingkan per posisi 31 Desember 2015. Sebagian besar pembiayaan yakni sejumlah 73,8 persen tersalurkan pada usaha produktif (segmen mikro dan ritel) sedangkan sisanya sebesar 26,3 persen disalurkan kepada pembiayaan konsumer.”
Di sisi lain, penghimpunan dana masyarakat yang berhasil dihimpun BRISyariah pada periode yang sama mencapai Rp249 milyar. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 14 persen dari posisi Desember 2015 sebesar Rp219 milyar.
Data tersebut diatas menunjukkan bahwa BRISyariah telah turut berpartisipasi membantu pengembangan dan pembangunan ekonomi masyarakat Kediri.
Di sisi lain, masyarakat Kediri merupakan masyarakat yang produktif, dibuktikan dari data pembiayaan mikro dan ritel yang lebih tinggi dibandingkan pembiayaan konsumtif.