Suara.com - Presiden Joko Widodo membuka Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 pada Kamis (26/1/2017) di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran.
Pada kesempatan tersebut, Presiden memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa panti asuhan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), sebanyak 2.884 siswa. Para siswa tersebut berasal dari 309 sekolah yang terdiri dari 909 siswa SD, 992 Siswa SMP, 223 siswa SMA, 628 siswa SMK, dua siswa SLB dan 90 siswa Kejar Paket.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat menghadiri acara tersebut menyatakan identiats nama diri, sekolah dan panti asuhan tiap siswa telah tertera di KIP sehingga tidak ada kendala pada saat pelaksanaa penyerahannya.
KIP merupakan bagian dari program prioritas pemerintah untuk memperluas jangkauan layanan pendidikan terutama anak keluarga miskin yang berusia 6 hingga 21 tahun, untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah (Wajib Belajar 12 tahun), mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out), atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi.
Selain itu dengan adanya KIP diharapkan juga dapat menarik anak usia sekolah yang tidak bersekolah agar kembali mendapatkan layanan pendidikan seperti sekolah, sanggar kegiatan belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) atau satuan pendidikan nonformal lainnya.
Penyerahan dilakukan secara simbolis kepada lima siswa yaitu Siti Saiyah dari SDN Neger Tangerang 19, Fahrul Roji dari SD Negeri Tangerang 19, Ali Ridwan Adeputra SMP Negeri 1 Tangerang Selatan, Junah dari SMP Negeri 1 Tangerang Selatan, Siti Sarifah dari SMA Islam Asy Syifa, Galeh Prasetyo dari SMA Islam Asy Syifa, Jujun Gustiawan dari SMK Insan Mulia, Maulida Fiitri dari SMK Insan Mulia, Maryamul Lutfiyah dari PKBM Miftahul Jannah, Muhammad Aji Wahyudin dari PKBM Miftahul Jannah, Muhammad Lutfi dari Sekolah Luar Biasa Negeri 7 Jakarta, dan Ervista dari SLB Nusantara.
Menteri Muhadjir menjelaskan bahwa pemberian KIP kepada siswa yatim piatu merupakan sebagian upaya membangun pendidikan dan kebudayaan yang merata, berkeadilan, berkualitas yang merupakan salah satu titik fokus pemerintah pada tahun ini.
"Pada tahun 2017, sasaran KIP ditargetkan sejumlah 17,9 siswa dari keluarga miskin termasuk peserta didik yatim piatu dari sekolah, panti sosial, maupun panti asuhan" ujar Muhadjir.
Menurutnya, terdapat 158.933 anak yatim piatu yang menerima KIP dari 896.781 anak yatim piatu pada 2016. "Untuk tahun 2017, sejumlah 736.848 anak yatim piatu yang belum mendapatkan KIP tahun sebelumnya dipastikan akan mendapatkan manfaat dari program ini," ujar Muhadjir.
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan selama tiga hari, yaitu dari tanggal 25 sampai 27 Januari ini. Sebanyak tiga isu penting yang dibahas.
Pertama, peningkatan pemerataan layanan pendidikan. Kedua, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. Ketiga, penguatan tata kelola pendidkan dan kebudayaan.
Adapun para peserta berasal dari internal Kemendikbud, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi seluruh Indonesia, Kepala Dinas dan Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten/kota seluruh Indonesia, unsur organisasi guru, UPT Kebudayaan, Lembaga Sensor Film, Dewan Kesenian Propinsi, dan para pemangku kepentingan bidang pendikan dan kebudayaan lainnya.