Film "Mengejar Embun Ke Eropa" Angkat Perlawanan Dosen Kampus

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 05 Desember 2016 | 11:53 WIB
Film "Mengejar Embun Ke Eropa" Angkat Perlawanan Dosen Kampus
Rizky Hanggono dan Putri Ayudya dalam sebuah adegan film 'Mengejar Embun ke Eropa'.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu rumah produksi Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) dan Puskat Picture, mempersembahkan sebuah film karya anak bangsa berjudul Mengejar Embun ke Eropa yang akan rilis pada Jumat, 15 Desember 2016.

Film karya sutradara Haryo Sentanu Murti yang skenarionya ditulis oleh Haryo Sentanu Murti dan N Riantiarno serta di produseri oleh Pudentia MPSS dan Jabatin Bangun, dan juga Prof. DR. Ir. Usman Rianse sebagai Executive Produser, MS ini memang tidak menceritakan mengenai kepahlawanan seseorang melawan penjajah.

Sebagai gantinya, film ini menonjol kan perjuangan seseorang dalam usahanya memperbaiki etos kerja para dosen dan memberantas manipulasi nilai yang terjadi dalam sebuah kampus di Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari.

Dia adalah Prof. Dr.Ir. Puro, M.S, mantan Kepala Jurusan Sosial Ekonomi yang dicopot jabatannya karena terus menerus melawan anarkisme di dalam kampus, konflik berbau SARA, kebersihan lingkungan, dan pihak eksternal kampus yang memaksa meminta proyek.

Pada intinya, Puro berusaha memperbaiki perfoma kampus sebagai center pendidikan karena selama ini kampus dikuasai oleh mentalitas preman.

Di bintangi oleh Rizky Hanggono sebagai Puro, dan Putri Ayudya sebagai Dra. Ani serta Roberta Salzano sebagai Roberta, Irma Magara, Danin Dharma perwira, Nazarudin, La Ode Kamaluddin, Rendra Bagus Pamungkas, Yuyun Andriani, Ardih Ansah, dan Maulana Abdul Qadri, film ini mengambil lokasi di Kendari dan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, serta beberapa kota di Italia dan Belanda.

Dan pulau Muna menjadi awal cerita dalam film ini. Anak-anak Pulau Muna yang tinggal di daerah krisis air, mengawali kehidupannya dengan mandi embun sebelum pergi ke sekolah.

Puro adalah salah satu anak laki-laki Muna yang masa kecilnya hanya bisa mandi kalau ada air embun. Demikian juga Ani anak perempuan Muna yang juga mengalami mandi embun.

Mereka berlarian di antara tanaman singkong untuk mendapatkan embun pagi. Mereka adalah anak-anak para peladang yang hidupnya sederhana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI