Suara.com - Rangkaian Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di kota Bandung resmi dimulai melalui tahapan pertama, Ignition. Sekitar 200 anak muda kreatif Bandung berkumpul di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) untuk mendapat ilmu dari pembicara kompeten di bidang startup digital.
Kegiatan Ignition Bandung ini dibuka dengan paparan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara yang mengaku optimistis dengan geliat startup digital di Bandung. Bandung berpotensi untuk menjadi salah satu kiblat tech startup di Indonesia.
“Saya memiliki keyakinan, dari sisi kreativitas Bandung menjadi salah satu yang terdepan di Indonesia,” ujar Rudiantara dalam sambutannya seperti dalam keterangan resminya, Kamis (10/11/2016).
Dia berharap, dengan hadirnya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dapat melahirkan banyak startup founder yang membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2020 mendatang. Saat ini Indonesia baru memiliki 1,5 persen pengusaha dari sekitar 252 juta penduduk Tanah Air.
Indonesia masih membutuhkan sekitar 1,7 juta pengusaha untuk mencapai angka dua persen. Angka tersebut masih kalah dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang memiliki jumlah entrepreneur sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen.
“Teknologi diharapkan mampu memberi nilai tambah untuk menjadi bisnis yang akhirnya menjadi kekuatan ekonomi Indonesia yang ditargetkan memiliki nilai 130 miliar dollar pada tahun 2020,” Rudiantara melanjutkan.
Optimisme Rudiantara juga disambut positif oleh Yansen Kamto, Chief Executive KIBAR dan penggagas Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
“Indonesia memiliki populasi modern yang produktif dan teknologi dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia dalam membangun pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan meningkat, Indonesia dapat menjadi bangsa yang disegani,” tutur Yansen.
Pemerintah kota Bandung akan fokus dalam memberikan layanan yang secara berkala dievaluasi, yaitu menyediakan ruang untuk masyarakat beraspirasi, memberikan infrastruktur berupa sosialisasi program dan informasi. Termasuk juga membentuk literasi digital, pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia untuk siap dengan era digital, serta menggalakan festival sebagai langkah sosialisasi dengan cakupan yang lebih luas.
“Setiap tahun memang selalu ada evaluasi, satu diantaranya kota yang memakai design thinking untuk menguji kebijakan dan regulasi. Nanti dalam design thinking akan ada dari akademisi, bisnis, komunitas dan pemerintah berdiskusi untuk memecahkan problem kota, termasuk mengenai program berbasis digital,” ujar Ketua Komite Kreatif Kota Bandung, Tita Larasati.
Para peserta di Bandung sangat antusias mengikuti kegiatan yang akan berlangsung di 10 kota ini. Setelah melewati tahap Ignition, peserta Bandung akan mengikuti networking session pada 12 November 2016.
Mereka harus membentuk tim yang terdiri dari hustler, hacker dan hipster. Setelah tim terbentuk, mereka akan berlanjut ke tahap Workshop untuk mendapat materi tentang design thinking, market validation dan business model dari trainer relevan.