Penelitian Bidang MIPA Masih Kurang Didukung

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 02 November 2016 | 13:46 WIB
Penelitian Bidang MIPA Masih Kurang Didukung
Ilustrasi peneliti. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gairah penelitian di bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) mulai menunjukkan peningkatan di Indonesia. Sayangnya masih ada beberapa kendala yang menghambat perkembangan di bidang ini.

Dukungan dan penghargaan yang selayaknya, tidak diberikan bagi penelitian dan pengembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal seperti ini memang lazim terjadi  di Negara berkembang seperti Indonesia.

"Kami melihat meningkatnya beberapa kelompok penelitian yang sukses memberikan kontribusi bagi negara ini," jelas Wakil Dekan 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas (FMIPA) Indonesia (UI), Prof Ridla Bakri.

Hal tersebut, lanjut Bakri, menunjukkan adanya kesadaran bahwa kita bertanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan terkait matematika dan ilmu pengetahuan alam.

Kelompok penelitian ini mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut di antaranya  terkait dana penelitian dan juga minimnya alat penelitian. Padahal sudah jelas terbukti bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam secara susbtansial memberikan kontribusi pada kehidupan sehari-hari, selain juga  mendukung pengembangan teknologi terbaru.

Di sisi lain, masih ada keterbatasan pengalaman, keahlian dan juga komunikasi di antara para peneliti. Menurut Bakri, hal yang terakhir sesungguhnya sangat penting. "Karena seperti yang telah diketahui, perkembangan matematika dan ilmu pengetahuan alam diuntungkan dari pertukaran ide yang terjadi selama simposium, konferensi, dan forum formal lainnya," lanjut ahli toksikologi tersebut.

Hal inilah yang mendasari FMIPA dan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) untuk menyelenggarakan International Symposium on Current Progress in Mathematics and Sciences(ISCPMS) 2016. Simposium yang diselenggarakan untuk kali kedua ini mengambil tema “Expanding the possibilities for innovation and interdisciplinary collaboration among researchers in sciences and mathematics”.

Hadir membuka acara Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti Dr. Muhammad Dimyati di Hotel Margo Depok, Selasa (1/11/2016).

Menurut Bakri,  simposium internasional harus bisa  menyediakan forum yang nyaman dan ramah bagi para peneliti. Dengan demikian bisa memotivasi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka dalam aktivitas penelitian.

Mengingat sifat universal dari matematika dan ilmu pengetahuan alam, simposium ini mengundang tidak hanya peneliti dari negara berkembang, melainkan juga dari negara maju. Simposium akan menghadirkan beberapa ilmuwan terkemuka dari Eropa, Asia dan Australia sebagai keynote speaker.

Para pembicara ini di antaranya Prof. Dr. Geert de Snoo dari Universitas Leiden, Belanda. Ia sangat peduli pada keanekaragaman hayati dan kesinambungan di kawasan pedesaan, khususnya terkait pengaruh kimia pada keanekaragaman hayati. Pembicara lainnya Prof. Dr. Hubertus Irth juga dari Universitas Leiden,

Selain itu masih ada Prof. Katja Loos dan Prof. Thomas Palstra dari Universitas Groningen, Belanda. Palstra adalah pemilik dari kelompok peneliti utama dalam bidang konduksi elektrik, magnetisme, superkonduktivitas dan ferroelektrik.

Ia merupakan anggota the Dutch Royal Academy of Sciences. Selain itu UI juga mengundang Prof. Phil Pollett dari Universitas Queensland Australia dan Prof. Mohd Hasmadi Ismail dari Universiti Putra Malaysia.

Simposium tersebut mengekspos kemajuan terkini dari  matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal ini sangat penting bagi semua peneliti yang tertarik untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, Khususnya terkait pengembangan di bidang mereka terutama untuk mendukung teknologi baru.

Simposium juga membahas isu-isu di bidang  matematika dan aplikasinya, fisika murni dan terapan, ilmu kimia, ilmu biologi, geosains. Semua makalah yang masuk, setelah proses review, akan dipublikasikan di jurnal internasional.
 
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI