Suara.com - Guruh Soekarno Putra, anak bungsu mendiang Presiden Sukarno mengaku prihatin melihat kondisi pendidikan di Tanah Air saat ini, termasuk di level Taman kanak-kanak. Hal ini disampaikan Guruh saat menghadiri pembukaaan Taman Kanak-kanak milik penyanyi dangdut Dea Nurhayati di kawasan Citeureup, Jawa Barat.
Guruh berharap TK yang dikelola Dea tidak mengedepankan kebudayaan asing. Anak usia dini, mestinya dikenalkan pada sejarah atau budaya bangsa Indonesia.
Tergerusnya budaya Tanah Air, menurut Guruh, akibat unsur budaya atau sejarah yang kurang diperhatikan. Umumnya, di lembaga pendidikan usia dini lebih banyak dikenalkan kepada budaya asing.
"Saya prihatin dengan kondisi pendidikan saat ini. Sejak usia dini, anak-anak lebih banyak dikenalkan pada budaya asing, semisal, cerita Cinderela. Padahal, banyak cerita legenda Indonesia yang bagus. Saya berharap, Dea Nurhayati, memperhatikan pendidikan yang diberikan pada anak-anak. Jangan memprioritaskan budaya asing, semisal jangan banyak menampilkan cerita dari Baratnya atau budaya Arabnya," ucap anggota DPR RI komisi X ini di Desa Gunung Sari, Citeureup, Jawa Barat, belum lama ini.
Efek yang muncul dari pengenalan budaya asing di usia dini, menurut Guruh cukup mengkhawatirkan karena akan mengikis rasa nasionalisme dan kecintaan akan budayanya sendiri.
"Dampaknya bisa seperti itu. Karenanya, peran pemerintah sangat penting sekali dalam hal ini," terang Guruh.
Sementara itu, keputusan Dea membangun TK di kawasan tersebut lantaran penduduk di sana masih banyak yang belum peduli pantingnya pendidikan anak usia dini.
"Alasan membangun sekolah ini, karena di desa ini, orangtua masih jarang yang memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya yang masih kecil. Dan, tentunya masukan Mas Guruh Soekarno, sangat bagus sekali. Kami, akan mengupayakan agar saran Mas Guruh bisa dilaksanakan di TK ini," tuntas Dea.