Suara.com - Telkomsel terus mendukung pemerintah dalam percepatan keuangan inklusif (financial inclusion) dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) melalui teknologi informasi, khususnya dengan pengembangan layanan uang digital TCASH. Selain melakukan pengembangan produk, Telkomsel menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dan perusahaan.
“TCASH adalah layanan keuangan digital Telkomsel yang dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kami cukup yakin bahwa TCASH dapat menjadi media yang efektif untuk mewujudkan percepatan inklusi layanan keuangan digital untuk semua masyarakat Indonesia,” kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel melalui keterangan resminya, Rabu (3/8/2016).
Dia menjelaskan bahwa di Indonesia layanan telekomunikasi seluler telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun terakhir, dimana penetrasi seluler mencapai 130% dari total populasi. Hal ini menjadi modal awal untuk perkembangan mobile financial service di Indonesia.
Terlebih lagi dengan jumlah pengguna Telkomsel yang mencapai 157 juta pelanggan, jaringan distribusi tersebar di lebih dari 400.000 outlet dan jangkauan network hingga ke pelosok yang mencakup 95% wilayah populasi Indonesia.
Saat ini, operator telepon ini telah bekerja sama dengan pemerintah melakukan uji-coba pemanfaatan TCASH sebagai alternatif solusi mekanisme bantuan pangan dan sosial bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Jakarta, Solo, Medan dan Bogor.
Program tersebut berlangsung selama bulan Agustus hingga September 2016 dengan total penerima bantuan sebanyak 1500 orang. Hal ini merupakan bagian dari persiapan implementasi penyaluran non-tunai bantuan pangan dan sosial tahun 2017 oleh pemerintah kepada 15 juta penerima manfaat.
Telkomsel juga menggandeng BTPN, menghadirkan layanan keuangan terbaru berupa layanan ketersambungan antara uang elektronik TCASH dengan tabungan BTPN Wow! Layanan memberikan kemudahan bertransaksi dan menabung melalui ponsel.
Selain itu, Telkomsel juga aktif bekerja sama dengan komunitas-komunitas untuk mengembangkan cash-less ecosystem, seperti dengan Muslimat Nahdlatul Ulama (MNU) untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi jual-beli dan pembayaran secara non tunai melalui layanan TCASH bagi 30.000 anggota komunitas Perempuan Nusantara (Penara) dan dengan komunitas Daarut Tauhid.
Ke depannya, layanan ini berpotensi untuk dikembangkan di 3.000 pesantren di Indonesia, serta berbagai komunitas petani maupun komunitas ekonomi menengah ke bawah lain.
“Kami meyakini bahwa teknologi seluler dapat memberikan manfaat yang positif kepada masyarakat. Melalui TCASH kami ingin memberikan akses keuangan ke masyarakat luas dengan berbagai kemudahan dan manfaat," tutup Ririek.