Enam kunci utama pendorong pertumbuhan tersebut telah diidentifikasi dalam laporan penelitian yang nantinya akan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan Muslim selama bulan Ramadan.
Faktor pendorong tersebut termasuk pertumbuhan jumlah peziarah ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah Umrah, perjalanan bisnis, menghabiskan Ramadan bersama keluarga, merasakan Ramadan dalam lingkungan dan budaya yang berbeda, merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan kondisi cuaca ekstrim yang tidak menentu.
Terlepas dari tiga kriteria yang digunakan untuk analisa ini, Mekah dan Madinah (Arab Saudi), tetap menjadi destinasi teratas dari sudut pandang agama. Oleh karena itu, Saudi Arabia dikeluarkan dari daftar peringkat negara tujuan wisata muslim dan dipisahkan dari analisa mengenai bagaimana perjalanan Ramadan dapat membantu untuk mendorong upaya dalam mencapai Vision 2030.
MasterCard-CrescentRating Global Muslim Travel Index 2016 mengungkapkan bahwa di tahun 2015 terdapat sekitar 117 juta kedatangan wisatawan Muslim secara global, mewakili hampir 10 persen dari keseluruhan pasar wisata.
Hal ini diprediksi akan tumbuh mencapai hingga 168 juta pengunjung pada tahun 2020, setara dengan 11 persen dari segmen pasar dengan nilai yang diproyeksikan melebihi US$ 200 milyar. Malaysia menduduki peringkat tertinggi dalam daftar negara destinasi wisatawan Muslim tersebut untuk dua tahun berturut-turut, sementara Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia dan Qatar melengkapi daftar peringkat lima besar dari kategori Negara-negara Islam (OIC).