Kementerian Pariwisata Genjot Wisata Religi

Tomi Tresnady Suara.Com
Minggu, 29 Mei 2016 | 06:17 WIB
Kementerian Pariwisata Genjot Wisata Religi
Kesenian Singa Depok di acara Festival Pesona Wisata Religi Al Mizan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menyadari wisata religi kian diminati masyarakat luas, khususnya umat Muslim. Kementerian Pariwisata terus menggenjot program wisata religi dengan menggandeng berbagai pesantren di seluruh Indonesia.

Salah satunya menggandeng pesantren Al Mizan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Gelaran wisata religi di pesantren Al Mizan tahun ini mengusung judul  "Festival Pesona Wisata Religi Al-Mizan".

Festival yang menampilkan kolaborasi beberapa seni budaya yang bermuatan religi digelar di komplek pesantren modern Al Mizan pada 27 -28 Mei 2016.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung penuh terselenggaranya festival Pesona Wisata Religi Al-Mizan. Menurutnya kegiatan ini dapat berdampak menarik jumlah kunjungan wisatawan nusantara.

"Kegiatan wisata religi kian diminati masyarakat muslim di Indonesia. Ini artinya kegiatan ini bisa mengundang wisatawan nusantara dan mancanegara. Apalagi fesrival Pesona Religi adalah peristiwa prosesi atraksi wisata budaya," ujar Arief Yahya dalam siaran pers yang diterima suara.com, Minggu (29/5/2016).

Sementara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti ketika berada di Pondok Pesantren Al Mizan Majalengka mengatakan, kegiatan tahunan ini sangat positif dan mampu menumbuhkan serta memberdayakan masyarakat sekitar melalui kemasan budaya yang menarik untuk pariwisata Nusantara.

"Tujuan lain dari Festival Pesona Wisata Religi Al Mizan untuk mendorong pemerintah daerah bersama stakeholder yang lain untuk membangun destinasi wisata religi Indonesia yang berdaya saing tinggi," kata Esthy.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan, Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, KH Maman Imanulhaq Faqieh, mengaku senang dan bangga kegiatan Festival Pesona Wisata Religi Al Mizan apalagi didukung pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata.

"Sebagai pengasuh Pondok pesantren ini, tentu kami senang atas dukungan Kementerian Pariwsata. Artinya pemerintah pusat melihat potensi besar Festival Pesona Religi Al Mizan bisa mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun mancanegara," ujar KH Maman.

Sebagai daya tarik Festival Pesona Wisata Religi Al Mizan ditampilkan kolabirasi antara Wayang Ajen dengan Wayang Kulit Dermayon.

Kedua wayang berbeda genre itu tampil berkolaborasi pada puncak acara, Sabtu (28/5) malam. Ki Dalang Wawan Ajen dari Wayang Ajen juga akan berduet dengan KH. Maman Imanulhaq menyampaikan Dzikir Kebangsaan dan dipadupadankan dengan Wayang Kulit Dermayon Ki Dalang H.Rusdi serta Monolog Penyair Sunda Godi Suwarna.

Sebelum Wayang Ajen tampil ada pèngantar pertunjukan yang akan disampaikan Guru Besar FIB Unpad Prof.Dr.H.Dadang Suganda, M.Hum. Penampilan Wayang Ajen juga akan dimeriahkan para penari cantik dan kreatif serta penyayi pop Sunda Rika Rafika yang ngetrendengan lagu Karedok Leunca.

Selain itu, ada lawakan segar dari Aman Amin juara API yang kocak dan dipastikan bakal menghibur pengunjung. Sebelumnya Sabtu pagi hingga siang ada Karnaval Seni Budaya, Ritual Bakar Tanah, Fashion Show Baju Tanah, Live Musik, Klolosal Tanah Liat, Live konser Hanyaterra, Festival, Dulag & Dondang, Parade Seni Budaya Lokal:Barongsai, Kuda Renggong, Singan Depok, dan Tari Topeng. Setelah itu sejumlah pentas komunitas.

Sehari sebelumnya, Jumat (27/5) pagi ada Karnaval Wisata Religi, Jalan Sehat Cinta Wisata, Deklarasi Gerakan Nasional Sadar Wisata, Musik Etnik Bambu (konsep kampung Jatitujuh), aksi donor darah dan pengobatan gatis, Festival Hadroh Kebangsaan, dan Seminar Pariwisata yang bertema "Mengangkat Potensi Wisata Lokal di Kancah Nasional" dengan menghadirkan narasumber Taufik Razen (pengamat budaya) dan Arthur. S. Nalan (pakar budaya).

Di lanjutkan Pagelaran Seni Santri Nusantara, Pameran Wisata, Kerajinan, Kuliner Lokal dan Komunitas serta Lomba dan Pameran Foto Wisata & Budaya.

Promosi festival ini dilakukan dengan memanfaatkan IT, internet dan sosial media. Kemenpar tak ingin melewatkan penggunaan instrumen digital, karena ini merupakan potensi jumlah besar pengguna internet dan tingkat keaktifan netizen dalam mengolah jari dan matanya di dunia maya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI