Suara.com - PT SHARP Electronics Indonesia (SEID) melanjutkan komitmennya berkontribusi secara positif kepada lingkungan dan keanekaragaman hayati Indonesia, dengan menggelar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk ”Aksi Nyata Untuk Bumi”. Acara ini sekaligus memperingati Hari Keanekaragaman Hayati.
Produsen asal Jepang ini berkolaborasi dengan organisasi nirlaba lingkungan hidup Transformasi Hijau (Trashi). Setelah tahun sebelumnya merayakan Hari Keanekaragaman Hayati di Desa Sarongge, Cianjur, Jawa Barat, kali ini SEID menggandeng puluhan siswa untuk mempelajari kenakegaraman hayati di Kampung Ciwaluh, di wilayah selatan Kabupaten Bogor.
Kampung Ciwaluh merupakan kampung yang memiliki 14 jenis burung yang teridentifikasi, 13 jenis tanaman obat mulai dari kumis kuncing hingga honje, 6 jenis reptil termasuk trenggiling dan 14 jenis mamalia termasuk surili dan kukang. Aliran Sungai Cisadane di kampung ini bahkan pernah menjadi salah satu sumber energi listrik dengan memanfaatkan arus sungainya yang deras.
Lokasi Kampung Ciwaluh sulit diakses kendaraan roda empat. Kampung ini juga berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sehingga membuatnya memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dengan beberapa hewan yang dilindungi. Namun saat ini, wilayah itu mengalami ancaman yang cukup serius karena adanya pengembangan wisata berbasis resort yang sedang digalakkan di wilayah Kabupaten Bogor.
"Kami berharap upaya ini mampu membangkitkan kesadaran mereka untuk turut berperan aktif melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, di manapun mereka berada,” ungkap Haruhiko Sano selaku General Manager Brand Strategy Group Division SEID dalam keterangan resminya, Kamis (26/5/2016).
Pada kegiatan ini, para peserta diajak untuk berkeliling kampung guna melakukan observasi keanekaragaman hayati, sambil diperkenalkan pada aneka tanaman ‘unik’ yang tumbuh di Kampung Ciwaluh dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan memasak maupun obat-obatan tradisional.
Sambil berkeliling, mereka diajari pula mengenai agroforestry, tujuannya agar para peserta memahami pemanfaatan lahan oleh masyarakat Kampung Ciwaluh.
“Di Ciwaluh, masyarakat menanam pohon kayu-kayuan di area yang relatif miring, setelah itu di area yang lebih rendah lagi ditanami tanaman kebun yang diambil buah atau bijinya seperti kopi, lalu barulah area yang paling rendah ditanami oleh tanaman obat-obatan dan juga sawah. Dari sini, mereka tidak hanya
memahami mengenai agroforestry, namun juga kearifan lokal dari metode pemanfaatan lahan yang khas dari masyarakat Kampung Ciwaluh,” jelas Sarie Wahyuni dari Trashi.
Kampung Ciwaluh yang dilewati oleh aliran Sungai Cisadane juga menyimpan beragam potensi Daerah Air Sungai (DAS). Para peserta diajak pula untuk mempelajari pemanfaatan sumber daya air untuk energi terbarukan di kampun ini melalui sistem mikrohidro.
Di pabriknya yang terletak di Karawang, SEID membangun 360 unit panel surya yang mampu menghasilkan 66.000 Watt hingga mampu menyuplai 60 persen kebutuhan listrik pabrik SHARP di Karawang setiap hari. Dengan sistem ini, SEID mampu menekan penggunaan
listrik sekaligus pembuangan gas karbondioksida ke udara sebesar 34 persen selama satu fiskal (enam bulan) guna memperlambat laju perubahan iklim penyebab pemanasan global.