Hadapi MEA, Pemuda Harus Punya Enterpreneur Skill

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 07 Maret 2016 | 07:30 WIB
Hadapi MEA, Pemuda Harus Punya Enterpreneur Skill
Sejumllah perempuan lakukan aksi tolak MEA. [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Berbagai strategi dilakukan untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) melalui peningkatan kemampuan kualitas sumber daya manusia. Pasalnya, dipastikan tahun ini keberadaan tenaga kerja dari sejumlah negara Asia sudah mulai berdatangan ke Indonesia. Jika tidak dipersiapkan secara matang, maka tenaga kerja lokal bisa tenggelam dalam persaingan global. 

"Menghadapi MEA, maka pemuda harus punya enterpreneur skill. Tidak hanya siap menjadi pekerja, tetapi menciptakan pekerjaan," kata Direktur Inspire Consulting, Ana Sopanah pada Dialog Kebangsaan 'Aktualisasi Peran Pemuda dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)' dalam pernyataan resmi, Minggu (6/3/2016). ‎

Ana mengatakan, dialog enterpreneur skill ini dilakukan sebagai bekal bagi mahasiswa/pemuda untuk menghadapi persaingan menghadapi MEA. Selain itu, akan bermanfaat untuk menambah ilmu dan pengalaman. 

Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Widya Gama Malang ini menegaskan, p‎emuda sebagai agen perubahan harus mampu menaklukan dunia sesuai dengan perannya. Mahasiswa belajar dan berorganisasi untuk meningkatkan kapasitasnya. Mahasisa, lanjut dia, harus selalu meningkatkan kompetensi baik soft skill maupun hard skill. Karena itu dibutuhkan sikap optimis menghadapi kompetisi global. ‎

"Bagi pemuda yang sudah punya usaha, terus ciptakan inovasi. Untuk terus bertahan, kita harus selalu kreatif dan inovatif, dan selalu ada yang baru," ucap dia. ‎

Menanggapi antusiasme perwakilan mahasiswa se-Malang dalam diskusi itu, Ana mengaku bangga melihat mahasiswa yang diajak untuk berdiskusi, ternyata sangat antusias dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya tentang trik menghadapi MEA, yang saat ini sudah mulai berlangsung.‎

“Saya sangat bangga melihat mahasiswa di Malang, meski di awal mereka tampak malu saat ditanya siapa yang ingin menjadi pengusaha atau menjadi orang sukses, tapi ternyata saat diberikan sesi tanya jawab, mereka sangat antusias. Terpenting bagi mereka adalah berani berbicara dihadapan publik, setelah itu baru mengembangkan bakatnya,” terang peraih gelar Doktor Akuntansi di Universitas Brawijaya Malang ini. 

Ana bilang, ada pihak-pihak yang merasa pesimis  menghadapi MEA. Namun demikian, Ana mengajak elemen pemuda dan mahasiswa untuk tidak khawatir menghadapinya. Sebaliknya, dirinya meyakinkan bahwa kita dapat bersaing dengan negara-negara yang tergabung dalam MEA.  

"Jiwa Enterpreneur Skill yang mesti dimiliki pemuda/mahasiswa, sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang ekonomi kreatif. Hal ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia," tukas Ana. 

Suara.com - Memang sejak Kamis (31/12/2015), Indonesia telah resmi memasuki era MEA yang mulai diberlakukan. MEA sendiri adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN. Seluruh negara anggota ASEN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI