8 Startup Wakili Indonesia dalam Jolkona Catalyst di Seattle

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 18 November 2015 | 18:27 WIB
8 Startup Wakili Indonesia dalam Jolkona Catalyst di Seattle
Wakil Indonesia di Jokolna Catalyst. (Dokumentasi pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Delapan perwakilan startup sosial di Indonesia baru saja mengikuti program pembinaan bergengsi di Seattle, Amerika Serikat bernama Jolkona Catalyst. Mereka yang terpilih adalah Marsya Anggia (Direktur Indorelawan), Taufik Hidayat (Vice CEO Pasar Tradisional Genteng), Radyum Ikono (COO Nano Center Indonesia), Timotius Wong (Founder Synergy Entrepreneur Academy), Felecia (Co-founder Marici), Ronaldiaz Hartantyo (Founder Camp on Farm), Hayyu Sakya (Co-founder Adhmora Energy) dan Neng Niawati (Co-founder Limbahagia)

Mereka terpilih bersama 7 sociopreneurs atau pengusaha sosial dari Bangladesh setelah melewati proses seleksi lebih dari 160 pendaftar.

Jolkona Catalyst adalah sebuah program akselerator intensif dari Jolkona Foundation yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan jejaring para pengusaha sosial dalam mengembangkan bisnis mereka. Selama 3 minggu, para peserta dibekali dengan workshop dan mentoring dari top management venture capital, CEO start-up serta top management perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft, Expedia, Amazon  serta para akademisi dari University of Washington.

Peserta asal Indonesia banyak mendapat pujian karena konsep bisnis yang sangat menarik dan telah teruji memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Misalnya, pasar tradisional genteng yang telah terbukti berhasil memotong rantai tengkulak dan mensejahterakan lebih dari 350 petani miskin di desa genteng, Garut.

Dalam bidang terkait, Camp on Farm yang memiliki konsep ekowisata di sawah dan perkebunan di Indonesia. Atau misalnya, Indorelawan yang ingin mengkampanyekan budaya relawan bagi sebanyak mungkin masyarakat Indonesia.

Atau Nano Center Indonesia yang telah berhasil menciptakan teknologi tepat guna berbasis nanoteknologi, seperti penyediaan air bersih dengan nano membran, pengawetan ikan dengan nano bubble.

Limbahagia, juga memiliki konsep yang sangat unik, di mana masyarakat dapat 'menjual' sampah mereka dengan bantuan mobile application yang saat ini sudah dapat diunduh di Google Play Store.

Sementara, Synergy Entrepreneur Academy merupakan kegiatan workshop bisnis yang membantu peserta untuk dapat memulai bisnis dalam 5 hari.

Dalam wawancara terpisah, Hayyu Sakya, CEO Adhmora Energy yang bergerak di bidang konservasi energi menuturkan, "Kami beruntung dapat mengikuti kegiatan ini. Semoga kami dapat menerapkan segala ilmu yang kami dapatkan untuk membantu masyarakat Indonesia."

Felecia, co-founder Marici yang memberdayakan wanita Surabaya ini menambahkan, "Pemerintah AS sangat peduli terhadap bisnis kecil dan menengah. Surprisingly, di sini memulai bisnis hanya butuh 10 dolar (sekitar 130 ribu rupiah) dan hanya membutuhkan 1 hari. Kita berharap agar pemerintah semakin memberi perhatian bagi pelaku-pelaku bisnis kecil dan menengah seperti anak-anak muda berbakat ini. Semoga bisnis sosial di Indonesia dapat semakin tumbuh dan berkembang."

Jolkona adalah lembaga nonprofit berbasis di Seattle yang membantu social entrepreneur berpotensi tinggi dari negara berkembang untuk sebuah program intensif bersama mentor selama 3 minggu. Para pengusaha sosial ini terbukti efektif membantu menyelesaikan masalah sosial di komunitas mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI