Pertamina dan Bank Mandiri Join Implementasikan Cashless Payment

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 10 November 2015 | 14:05 WIB
Pertamina dan Bank Mandiri Join Implementasikan Cashless Payment
Agen Elpiji sedang menata tabung Elpiji 3 kg
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

 PT Pertamina (Persero) bersama PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. sepakat mengimplementasikan Cashless Payment System untuk Agen dan Pangkalan LPG. Kedua belah pihak me­nandatangani Nota Kesepahaman Implementasi Cashless Payment System untuk Agen dan Pangkalan LPG Pertamina, pada Jumat (23/10/2015). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang dan Direktur Micro & Business Banking  Bank Mandiri Tardi, di Executive Lounge Gedung Utama Kan­tor Pusat Pertamina.

"Kerja sama  ini merupa­kan perwujudan dari si­nergi ke­dua BUMN ter­sebut dalam membantu pen­ca­tatan tran­saksi Agen ke Pang­kalan LPG, sekaligus mewujudkan cashless society. Tran­saksi cashless ini memungkinkan Pangkalan melakukan pemesanan dan pembayaran melalui SMS Banking, sedangkan Agen mendapatkan laporan re­konsiliasi pencatatan tran­saksi secara otomatis dan real time dan rekap bulanan yang lebih akurat," kata Bambang dalam keterangan resmi, Selasa (10/11/2015).

Selain itu, bagi Pertamina, fasilitas ini dapat membantu memonitor transaksi dan distribusi LPG bersubsidi sampai ke Pangkalan dengan menghubungkan antara ap­likasi elektronik banking de­ngan aplikasi SIMOL3K milik Pertamina dengan meng­gu­nakan koneksi host-to-host yang tidak dibatasi oleh jam buka Bank maupun tidak harus datang ke Bank karena semua transaksi da­pat dioperasikan dengan handphone melalui Mandiri Supply Chain (MSC).

Bambang menga­kui seiring de­ngan peningkatan volume penyaluran PSO berupa LPG 3 Kg yang hingga ta­hun depan mencapai 6,6 ton per tahun, perlu adanya perbaikan pencatatan da­ta transaksi yang lebih aku­rat dan akuntabel untuk agen ke pangkalan yang jum­lah­nya menyentuh angka 130.000 pangkalan di seluruh Indonesia. “Kami sudah menggunakan SIMOL3K maupun Logbook di agen dan pangkalan. Namun, masih terkendala karena banyak data kosong karena tidak tertib administrasi. Otomatis data dinilai tidak valid dan berpotensi menjadi temuan BPK. Nah, hal inilah yang harus kita perbaiki,” tegasnya.

Ahmad Bambang juga menjelaskan bahwa monitoring penyaluran PSO berupa LPG 3 kg ini semakin penting melihat adanya pihak-pihak yang sebenarnya tidak berhak mendapatkan subsidi namun masih menggunakan LPG 3 kg, serta temuan-temuan pabrik LPG oplosan. Oleh karenanya, selain agar pencatatan semakin simpel serta aman dan terhindar dari uang palsu, Ia berharap Cashless Payment System ini segera diimplemetasikan. “Semoga ini sukses dengan bank Mandiri. Kita MoU dan nanti akan dilajutkan dengan PKS, dan bisa langsung eksekusi, dan kita mulai dengan kota yang ditetapkan sebagai Kota Uji Coba,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Micro & Business Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tardi mengatakan, pihaknya telah melakukan pilot project, yang hingga 20 Oktober 2015 melibatkan sebanyak 107 agen dan 1.112 pangkalan bertransaksi melalui Mandiri Supply Chain dengan catatan transaksi sebanyak 1.151.832 tabung LPG  terdistribusi. “Pilot Project Cashless Payment System dilakukan sejak Agustus 2015 di wilayah Tangerang yang mencakup Kodya Tanggerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Semuanya berjalan dengan baik,” kata Tardi.

Suara.com - Tardi menambahkan, untuk membantu Pertamina me­monitor penyaluran LPG PSO ini,  pihaknya juga sedang berusaha mencari solusi untuk pencatatan transaksi dari pang­kalan ke end users atau masyarakat. “Tantangan ke depan yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dari end user, yang dalam hal ini rumah tangga ke pangkalan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kita bisa berikan solusi bagaimana dari end user masuk ke pangkalan bisa tercatat secara cashless, baik dari segi jumlah barangnya maupun jumlah uangnya,” ucap Tardi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI