Sebanyak 20.000 pemain angklung akan tampil di Bandung, Jawa Barat pada 23 April, untuk menyambut para pemimpin dunia yang menghadiri arena Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika.
Dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta pekan ini, Kementerian Pariwisata mengungkapkan bahw 20.000 pemain angklung itu akan tampil di Stadion Siliwangi, Bandung, dalam acara bertajuk "Angklung for The World".
Aksi para pemain angklung itu akan memecahkan rekor atraksi angklung dengan jumlah pemain terbanyak di dunia, yang rekor sebelumnya dipegang oleh Cina dengan 10.000 pemain angklung di Beijing.
"Silakan hadir, silakan berfoto-foto, mengambil gambar, dan unggah ke media sosial, karena main angklung kolosal seperti ini belum tentu setahun sekali," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang bertanggung jawab sebagai Ketua Penyelenggara Side Event di arena KTT Asia Afrika.
Sebelumnya atraksi angklung kolosal ini digelar pada 25 April, tetapi kemudian dimajukan dua hari lebih cepat, sehingga bertepatan dengan kedatangan para kepala negara peserta KTT di Bandung.
Ide dasar konser raksasa angklung itu, kata Arief, adalah untuk meramaikan, menghibur, dan menyambut tidak saja delegasi dari berbagai negara yang hadir di Bandung, tetapi juga menyentuh masyarakat lokal Indonesia.
Dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta pekan ini, Kementerian Pariwisata mengungkapkan bahw 20.000 pemain angklung itu akan tampil di Stadion Siliwangi, Bandung, dalam acara bertajuk "Angklung for The World".
Aksi para pemain angklung itu akan memecahkan rekor atraksi angklung dengan jumlah pemain terbanyak di dunia, yang rekor sebelumnya dipegang oleh Cina dengan 10.000 pemain angklung di Beijing.
"Silakan hadir, silakan berfoto-foto, mengambil gambar, dan unggah ke media sosial, karena main angklung kolosal seperti ini belum tentu setahun sekali," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang bertanggung jawab sebagai Ketua Penyelenggara Side Event di arena KTT Asia Afrika.
Sebelumnya atraksi angklung kolosal ini digelar pada 25 April, tetapi kemudian dimajukan dua hari lebih cepat, sehingga bertepatan dengan kedatangan para kepala negara peserta KTT di Bandung.
Ide dasar konser raksasa angklung itu, kata Arief, adalah untuk meramaikan, menghibur, dan menyambut tidak saja delegasi dari berbagai negara yang hadir di Bandung, tetapi juga menyentuh masyarakat lokal Indonesia.