Suara.com - Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mendapat tugas yang tak mudah dari Presiden Joko Widodo untuk membesarkan industri pariwisata di Tanah Air. Tak main-main, presiden yang akrab disapa Jokowi itu berambisi mendatangkan 20 juta turis asing pada 2019.
Mengemban tanggung jawab sebesar itu, Arief tak hilang akal. Belajar dari bekas bos IBM, Lou Gestner, yang mampu mengangkat kembali salah satu raksasa industri komputer Amerika Serikat itu, Arief yakin bisa membawa industri pariwisata Tanah Air melompat lebih tinggi.
IBM yang berpusat di Armonk, New York, AS itu sempat anjlok di tahun 1980-an. Penguasa pasar komputer, dari perangkat keras, perangkat lunak, prosesor hingga sistem operasinya itu sudah di ambang kebangkrutan karena pergeseran industri.
Intel muncul sebagai kekuatan baru yang mendominasi prosesor. Microsoft melejit dari zero menjadi hero, dengan spesialis bisnis perangkat lunak sekaligus sistem operasinya. Compaq, Toshiba, Acer ikut menggergaji share bisnis PC.
Di tengah badai yang mengguncang IBM itulah, Lou Gestner menyelamatkan IBM dengan visi dan strategi baru yang segar.
"Gestner mengubah haluan IBM, mereposisi dari bisnis computer company menjadi service/solution company. IBM tidak lagi menjual komputer secara stand alone ke pelanggan, tetapi memberikan solusi computer system yang terintegrasi ke pelanggan korporat,” kata Arief dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta pekan ini,
Apa yang terjadi? Langkah berani Gestner itu diikuti dengan perubahan pola bisnis, budaya perusahaan, core competence, sistem dan organisasi. IMB seolah mengganti DNA dan akhirnya kembali melanjutkan momentum pertumbuhan bisnisnya.
"Di sinilah peran pemimpin. Untuk membuat lompatan butuh kejelian, keberanian, menangkap sinyal-sinyal perubahan cepat sekaligus menetapkan arah dengan menimbang risiko,” jelas lelaki yang pernah menjadi orang nomor satu di PT Telekomunikasi Indonesia itu.
Arief Yahya pun mencoba mentransformasi Kementerian Pariwisata, dari pertumbuhan yang biasa, menuju ke lompatan growth yang luas biasa. Sama-sama merumuskan strategi untuk jumping, dengan target yang terbilang fantastik.
Jika 2013 tercapai 8,8 juta wisatawan mancanegara berkunjung, tahun 2014 menjadi 9,4 juta wisman, naik 7,2 persen.
“Tahun 2015, kami beranikan diri melompat dengan target 12 juta, dan tahun 2019 harus menembus angka 20 juta wisman. Rata-rata per tahun naik 16 persen, target yang sangat optimis," tutur menteri dari kalangan professional itu.
Tetapi bagaimana Arief bisa seyakin itu? Industri pariwisata dikenal sebagai sektor yang rentan terhadap perubahan situasi politik baik dalam negeri maupun dalam negeri.
"Kami sudah menghitung, kami sudah merancang, dan mulai running. Di level nasional kami canangkan Great Spirit: Indonesia Bekerja! Wonderful Indonesia. Grand Strategy-nya: menjaga keberlangsungan pertumbuhan (directional strategy), mengintegrasikan e-tourism berbasis teknologi (portfolio strategy), dan pemerintah support industri turisme (parenting strategy)," jelas Arief.
Maka tidak aneh, dalam 100 hari Kemenpar, sudah mendapat angka kenaikan kunjungan yang signifikan. Bulan Desember 2014, tembus 915 ribu wisman, dari 764 ribu di bulan November 2014. Tetapi, Arief sebenarnya masih belum puas dengan angka-angka itu. Negeri tetangga, Malaysia saja tahun 2014 sudah tembus 22,9 juta wisatawan. Thailand lebih banyak lagi, 24,8 juta kunjungan. Singapura sudah 13,7 juta.
"Kami dengan 9,45 juta pengunjung saja, sudah naik 7,2 persen, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan turisme dunia, yang berada di angka 4,7 persen saja. Dengan visi atau strategi yang clear dan achievable, lalu menyiapkan panduannya, kami yakin,” kata Arief yang baru saja menerima penghargaan Men’s Obsession Awards 2015 sebagai The Best Achiever Minister in 100 Days.
Dia berterima kasih kepada Presiden Jokowi, yang bakal merilis paket kebijakan untuk memperkuat nilai tukar rupiah saat ini dengan pembebasan visa untuk turis asing dari 30 negara.
"Itu support yang konkret. Selama ini kami sudah koordinasi lintas sektoral untuk bebas visa 4 negara, China, Korea Selatan, Jepang dan Rusia. Ini akan menjadi 30 negara, pintu pariwisata semakin terbuka," kata peraih Marketeer of The Year 2013 itu.
"Eropa dan AS bisa melancong bebas, Mereka biasa berlibur panjang dan merogoh dolar lebih banyak. Dengan tambahan 30 negara itu, maka Indonesia akan membebaskan visa turis 40 negara. Malaysia lebih banyak, 164 negara. Thailand 54 negara,” jelas dia yang juga The Best CEO pada Anugerah BUMN 2012 itu.
Arief pun menyebutkan potensi devisa yang akan diraih dari program bebas visa itu hampir 1 miliar dolar AS setiap tahunnya. Potensi wisman akan naik, 15%.
"Jika pertumbuhan 15 persen, dari jumlah wisatawan asing bebas visa 5 juta saja, berarti akan menambah 750.000 wisman. Spenditure per kunjungan per kepala, indeksnya membelanjakan 1.200 dolar AS per turis, maka akan ketemu 900.000 dolar AS uang yang dari penambahan bebas visa saja. Sudah mendekati 1 juta dolar," papar menteri berlatar belakang professional yang The Best CEO Commitment on Human Capital – FHCI 2013 itu.
Tiru IBM, Menteri Arief Bangkitkan Industri Pariwisata Indonesia
Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 26 Maret 2015 | 13:24 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
19 November 2024 | 12:21 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Press Release | 07:00 WIB
Press Release | 02:47 WIB
Press Release | 21:30 WIB
Press Release | 18:05 WIB
Press Release | 17:20 WIB
Press Release | 15:10 WIB
Press Release | 10:05 WIB
Press Release | 09:11 WIB
Press Release | 19:05 WIB