Menghutankan Kembali Jakarta di Hari Hutan Internasional

Esti Utami Suara.Com
Senin, 23 Maret 2015 | 17:57 WIB
Menghutankan Kembali Jakarta di Hari Hutan Internasional
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menandai puncak peringatan Hari Hutan Internasional (HHI) yang jatuh pada Sabtu (28/3/2015) mendatang, akan dilakukan kegiatan  penanaman di kawasan kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.

Program ini sejalan dengan tema HHI 2015 yakni Hutan ǀ Iklim ǀ Perubahan. Selain itu juga akan dilakukan pencanangan program "Partisipasi Siswa  Sekolah pada Pembangunan Hutan Kota dengan  melibatkan empat sekolah yakni Sekolah Citra Alam Ciganjur, Sekolah Alam Indonesia Cipedak, Sekolah Semut-Semut dan  SD Ricci II,  Bintaro.

Keempat sekolah ini akan dilibatkan dalam  kegiatan penanaman, perawatan tanaman dan akan  membuat proyek sekolah berkaitan dengan hutan Indonesia. Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang dengan target yang ingin dicapai oleh Pemerintah adalah luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) paling sedikit 30% dari luas wilayah kota.

"Sedangkan pemilihan lokasi Hutan Kota di Universitas Indonesia sebagai lokasi penanaman dipandang sejalan dengan upaya pemerintah mendorong pembangunan Hutan Kota sebagai wahana rekreasi dan pendidikan lingkungan bagi masyarakat terutama pelajar,” kata Jatna Supriatna, Kepala Pustlibang Perubahan Iklim Universitas Indonesia, Senin (23/3/2015) di Jakarta.

Ismayadi Samsoedin dari Yayasan  Sahabat Pohon Indonesia menambahkan, hutan kota seperti yang  terdapat di Peraturan Pemerintah No. 63/2012 tentang Hutan Kota memiliki fungsi dan manfaat  untuk  memperbaiki dan menjaga iklim mikro, daerah resapan air dan menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, serta mendukung  pelestarian  keanekaragaman  hayati  Indonesia.

“Upaya konservasi ex-situ  pada  ruang-ruang  hijau  di  perkotaan, dan refungsionalisasi  kawasan hijau, situ, danau, bantaran sungai sebagai daerah resapan air perlu dilakukan melalui pembangunan hutan kota dan ruang terbuka hijau yang terencana secara baik dan benar,” tambahnya.

Sementara Teguh Triono, Direktur Program  Pelestarian dan Pemanfaatan Berkelanjutan,  Yayasan KEHATI menuturkan bahwa pelestarian  keanekaragaman hayati perlu ditanamkan sejak
dari  dini.  

“Dengan mengenalkan keanekaragaman hayati kepada  anak-anak dan remaja maka kita dapat menitipkan harapan kelestarian hutan di tangan mereka,” ujarnya.

Selain melalui para siswa, Yayasan KEHATI  selama ini  telah aktif mendorong komunitas melakukan  pelestarian keanekaragaman hayati baik secara  in-situ (di hutan atau  habitat  aslinya)  dan  ex-situ di luar habitat aslinya, melalui taman keanekaragaman hayati, hutan kota, kebun sekolah dan sebagainya.

Ada lebih dari 60 jenis pohon yang akan ditanam dalam kesempatan ini, dengan jenis yang dipilih berasal Indonesia bagian barat, seperti meranti dan jenis buah langka seperti kemang, kepel, kupa, gowok, bisbul.

“Gerakan menanam dan memelihara pohon berkontribusi menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca secara global sekaligus menurunkan luas lahan kritis di Indonesia,” sambung Bedjo Santoso Staf Ahli Menteri bidang Revitalisasi Industri Kehutanan KLHK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI