Bosowa Resmikan Pabrik Pengepakan Semen di NTB

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 24 Desember 2014 | 17:11 WIB
Bosowa Resmikan Pabrik Pengepakan Semen di NTB
Logo Bosowa. (bosowa.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semen Bosowa meresmikan dimulainya operasional pabrik pengepakan semen Silo  Packing Plant (SPP) di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (24/12/2014). Direktur PT Semen Bosowa Maros Subhan Aksa mengatakan, pabrik pengepakan ini berkapasitas produksi 500.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp 84 miliar.

“Keberadaan packing plant ini sebagai unit pengantongan semen akan sangat membantu dalam melakukan efisiensi dan efektifitas pendistribusian semen diwilayah NTB,” ujar Subhan, dalam keterangan pers yang diterima suara.com, Rabu (24/12/2014).

Subhan mengatakan, selain memenuhi pasar konsumsi, keberadaan SPP Bosowa ini diharapkan memberi kontribusi bagi percepatan pembangunan infrastruktur di NTB. Kata dia, pembangunan konstruksi packing plant tersebut dilakukan oleh kontraktor EPC Waskita Karya dan berdiri di Kawasan Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.

“Adapun sumber pembiayaan berasal dari equity Bosowa dan dari Bank CIMB Niaga,” papar Subhan. Hadir dalam peresmian itu Founder Bosowa HM.Aksa Mahmud, Chief Executive Officer Bosowa Erwin Aksa, Managing Director Bosowa Sadikin Aksa, jajaran direksi PT Semen Bosowa Maros,  Muspida Tingkat I NTB, dan Muspida Tingkat II Lombok Barat.

Subhan mengatakan, pihaknya optimistis permintaan semen akan terus meningkat. Pasalnya, secara keseluruhan volume konsumsi semen untuk wilayah NTB dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, dengan rata-rata pertumbuhan 11,74%, meski pada tahun 2013 lalu permintaan semen di daerah NTB sedikit mengalami perlambatan. Itu pun dikarenakan kurang kondusifnya perekonomian Indonesia pada tahun 2013.

Menurut Subhan, meski pertumbuhan sektor pertaniannya menurun, namun sektor konstruksi merupakan sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 8,68%. “Tentu bagi kami, dari dunia usaha, ini merupakan sebuah peluang,” ujar dia.

REKOMENDASI

TERKINI