THE H.M.S Lawan Korupsi Lewat Nada

Madinah Suara.Com
Senin, 24 November 2014 | 10:58 WIB
THE H.M.S Lawan Korupsi Lewat Nada
Grup band THE H.M.S [dok. THE H.M.S]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - THE H.M.S merupakan grup musik kritik sosial yang memiliki semangat untuk melawan tindak pidana korupsi melalui nada, lagu, dan simponi perjuangan serta kemarahan rakyat Indonesia. Personil THE H.M.S terdiri dari 3 orang kader Gerakan HMS yaitu Hardjuno Wiwoho, SH, Bona Paputungan, dan Digo D.Z. Ketiga kader HMS yang tergabung dalam group THE H.M.S memiliki latar belakang profesi yang berbeda, seperti Hardjuno Wiwoho, SH, beliau menjabat sebagai Sekretaris Jendral Gerakan HMS, berprofesi sebagai aktivis anti korupsi dan seorang enterpreuner di Jakarta.

Dalam kehidupan sehari-hari pria yang akrab dipanggil Hardjuno berperan penting sebagai motor yang menggerakkan seluruh roda organisasi Gerakan HMS agar tetap mampu konsisten berjuang. Hal tersebut dia wujudkan dengan single Belum Merdeka.yang dia ciptakan bersama Bona Paputungan, sebagai single perdana yang dinyanyikannya sendiri pada Album Koruptor-Koruptor Kakap New Version.

Dalam prosesnya, Hardjuno dan Bona Paputungan dibantu Digo DZ dan Dendi. Lagu “Belum Merdeka” merupakan Ekspresi Kemarahan dan Kesedihan dari seorang Sekjen Gerakan HMS melihat kondisi kehidupan rakyat Indonesia yang jauh dari sejahtera bahkan cenderung sengsara.

Bona Paputungan dikenal sebagai seorang penyanyi yang popular melalui single lagu “Andai Aku Jadi Gayus Tambunan” pada tahun 2011. Sejak saat itu Bona Paputungan memilih jalan hidup untuk menjadi seniman anti korupsi dan memilih gerakan HMS sebagai wadah perjuangan. Bona menganggap Gerakan HMS merupakan satu-satunya organisasi yang konsisten dan tidak pernah terbeli dalam mengawal kasus tindak pidana korupsi di Indonesia.

Anggota group THE H.M.S yang terakhir adalah Digo Dz. dia merupakan seorang seniman balada lintas generasi yang pernah bergabung sebagai gitaris pengiring penyanyi Iwan Fals. Seiring berjalannya waktu, naluri perjuangan dan perlawanan atas penindasan rakyat yang dimilki seorang Digo Dz terus membara karena melihat kondisi rakyat Indonesia dalam keterpurukan dan kesengsaraan, oleh karena itu Digo memutuskan untuk kembali berjuang menggunakan gitar sebagai senjata untuk melawan para koruptor penghisap darah masyarakat.

REKOMENDASI

TERKINI