Hipmi: Rahmat Gobel Mampu Genjot Ekspor

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 28 Oktober 2014 | 08:51 WIB
Hipmi: Rahmat Gobel Mampu Genjot Ekspor
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. (Foto: Antara/Andika Wahyu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia  DKI Jakarta (Hipmi Jaya) menyambut baik dilantiknya  Menteri Perdagangan baru Rachmat Gobel hari ini. Selain sebagai pelaku industri, Rachmat Gobel telah berpengalaman panjang dalam membangun hubungan Indonesia dengan mitra-mitra dagang internasional.

Hal tersebut diutarakan Sekretaris Umum Hipmi Jaya Gernando Nainggolan di Jakarta, Senin (27/10/2014). “Jejak rekam beliau jelas, selain pelaku usaha yang sukses mengembangkan bisnis kelompok usaha Gobel, beliau juga aktif membangun hubungan dagang dengan mitra-mitra di luar negeri,” ujar Gernando.

Gernando mengatakan, tantangan Rachmat ke depan adalah menggenjot ekspor nasional di tengah ancaman defisit transaksi berjalan. Pada 2014, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia meningkat sebesar 4,1 persen atau sekitar USD 190 miliar. Target non-migas pada 2014 ditetapkan tumbuh sekitar 5,5 persen - 6,5 persen dibandingkan 2013 dengan nilai rata-rata USD 158 miliar.

Dia menjelaskan, terdapat beberapa tantangan besar Mendag baru dalam mendorong ekspor dan mengatasi defisit transaksi berjalan, diantaranya kian kecilnya kontribusi sektor migas bagi ekspor nasional, kebijakan hilirisasi di sektor minerba, dan tidak menentunya perekonomian negara-negara tujuan ekspor.

“Dari migas kita terus menurun, bahkan kita net importir minyak. Tidak bisa lagi andalannya ke sana. Kemudian ada kebijakan UU Minerba atau hilirisasi. Dalam jangka pendek memang dampaknya ekspor minerba kita melorot. Ini juga tugas berat. Pemerintahan sebelumnya sudah merasakan itu. Padahal kontribusinya besar atas ekspor. Namun dalam jangka panjang kebijakan hilirisasi ini akan mendorong ekspor lebih hebat lagi. Di sisi lain, negara-negara pasar tradisional ekspor kita ekonominya juga pasang surut. Jadi, berat tantangannya,” ujar Gernando.
 
Namun dengan pengalamannya sebagai industrialis, Gernando optimistis Rachmat mampu menjawab tantangan tersebut. Ditambahkannya, meski tugas Menteri Perindustrian dalam mendorong industrilisasi di dalam negeri, namun peranan Mendag baru sangat strategis dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri dalam negeri.

“Misalnya, kebijakan-kebijakan impor harus menciptakan suasana kondusif bagi perlindungan pasar bagi industri dalam negeri. Jangan sampai negara kita hanya jadi pasar bagi produk luar,” ujar Gernando.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI