"Handball Bogor Open, Handball" Keren Tanpa Rokok

Siswanto Suara.Com
Minggu, 26 Oktober 2014 | 07:59 WIB
"Handball Bogor Open, Handball" Keren Tanpa Rokok
Kegiatan Handball Open Bogor (Humas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengurus Cabang Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Kota Bogor bekerjasama dengan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) menyelenggarakan Kejuarasn Terbuka Bola Tangan se-Jabodetabek untuk pelajar di Lapangan Olahraga Sekolah Bina Bangsa Sejahtera, Bogor.

Perkembangan dunia olahraga semakin popular di masyarakat terutama kelompok generasi muda.

Ironisnya, olahraga Indonesia masih begitu lekat dengan sponsor dari industri rokok yang begitu bebas. Padahal tujuan olahraga justru sangat kontradiktif dengan dampak yang ditimbulkan dari konsumsi rokok itu sendiri. Sampai saat ini, Indonesia masih menjadi negara terbelakang dalam hal pelarangan iklan, promosi, sponsor dan kegiatan sosial perusahaan rokok, yang menarget remaja menjadi sarana utama konsumennya.

Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan lebih dari 60 persen perokok memulai kebiasaan buruknya ketika usia mereka masih di bawah 20 tahun. Sementara data Global Youth Tobacco Survey menunjukkan pesatnya peningkatan prevalensi perokok remaja (13-15 tahun) dari ‘hanya’ 12,6 persen pada 2006 menjadi 20,3 persen pada 2009.

“Kebanyakan dari peminat olahraga memang dari kalangan muda yang justru rentan terhadap paparan sponsor rokok. Untuk itulah tema Handball Open kali ini sengaja dibuat dengan tema “Handball Keren Tanpa Rokok” untuk mengajak anak-anak muda berprestasi lewat olahraga tanpa rokok” ungkap Heri Isnaeni, Ketua Pelaksana Handball Open Bogor 2014.

Pengurus Cabang Asosiasi Bola Tangan Indonesia Kota Bogor bersama Komnas Pengendalian Tembakau yang peduli terhadap isu bahaya rokok di kalangan remaja melakukan kampanye melalui kegiatan kejuaraan bola tangan yang bebas dari sponsor rokok. Kejuaraan terbuka yang dilaksanakan tahun ini merupakan kejuaraan yang kedua kalinya dilaksanakan di Bogor, dengan kejuaraan perdana pada tahun 2013 lalu. Antusiasme pelajar yang menjadi peserta tidak hanya datang dari Jabodetabek namun juga diikuti tim dari Bandung dan Kalimantan. Total peserta yang berpartisipasi pada kejuaraan tahun ini berjumlah hingga 1000 pelajar dari 29 tim putra dan putri yang berasal dari 24 sekolah.

Target Pemasaran Utama

Permasalahan merokok pada anak di Indonesia sudah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.

Sebanyak 62,5 persen perokok mulai merokok saat remaja sebelum usianya mencapai 19 tahun (Riskesdas 2010). Sementara itu Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menunjukkan peningkatan prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun yang selama kurun waktu 3 tahun naik lebih dari 1,5 kali lipat yaitu dari 12,6 persen tahun 2006 menjadi sebesar 20,3 selanjutnya tahun 2009: laki-laki dari 24 persen menjadi 41 persen dan perempuan dari 2,3 persen menjadi 3,5 persen pada periode sama.

Kenaikan jumlah perokok terutama di kalangan muda ini merupakan kondisi darurat yang harus segera ditanggulangi oleh semua pihak baik pemerintah, DPR, dan seluruh masyarakat. Peraturan yang masih memperbolehkan iklan, promosi, dan sponsor rokok di berbagai media di Indonesia menjadikan anak-anak target eksploitasi pemasaran industri rokok.

REKOMENDASI

TERKINI