Presidensi G20 Buka Peluang Petani Indonesia Akses ke Pasar Global

Kepala Penelitian CIPS Felippa Ann mengatakan Presidensi G-20 di Indonesia membuka peluang bagi sektor pertanian nasional untuk merambah pasar global

wartaekonomi
Minggu, 20 Februari 2022 | 11:28 WIB
Presidensi G20 Buka Peluang Petani Indonesia Akses ke Pasar Global
Sumber: wartaekonomi

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan Presidensi G-20 di Indonesia membuka peluang bagi sektor pertanian nasional untuk memperluas akses merambah pasar global.

“Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dapat digunakan untuk mendorong sistem perdagangan global yang adil dan inklusif, termasuk melalui pengurangan hambatan non-tarif yang selama ini menjadi hambatan pasar bagi petani maupun UMKM, serta mendorong perbaikan sistem pangan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan melalui penguatan petani dan UMKM,” Kata Felippa di Jakarta, kemarin.

Indonesia kata dia perlu memanfaatkan momentum presidensi G20 untuk mendorong partisipasi petani dan UMKM sektor pangan pertanian menuju pasar global.

Apalagi petani dan UMKM di sektor pangan dan pertanian berperan penting dalam pemulihan ekonomi. Namun sayangnya saat ini, masih kalah bersaing dengan negara lain. Ia mengakui bahwa kuantitas dan kualitas produksi petani lokal serta pengolahan pasca-panen masih menjadi tantangan.

Beberapa hal yang menjadi tantangan antara lain adalah keterbatasan lahan yang menyebabkan keterbatasan skala usaha, kesulitan mengakses input pertanian yang menyebabkan tidak tercukupinya kebutuhan akan benih atau pupuk yang terjangkau, serta produktivitas yang rendah.

Felippa juga menambahkan, budaya riset dan pengembangan juga masih kurang sehingga transfer inovasi, teknologi dan pengetahuan masih terbilang minim.

“Keberadaan sistem pendukung juga belum memadai, misalnya saja storage dan pengolahan, pengeringan atau cold chain untuk perishable item seperti buah dan sayuran,” ungkapnya.

Keterbatasan-keterbatasan tadi masih ditambah dengan kesulitan untuk memenuhi standar internasional terkait food safety, kualitas dan sustainability, yang salah satunya dipersyaratkan oleh Uni Eropa.

Di sisi lain, tantangan dari eksternal muncul dari hambatan non-tarif perdagangan yang semakin bertambah. ”Sebanyak 96% sektor pertanian, peternakan, dan perikanan adalah pelaku UMKM. Jadi salah satu kunci pemulihan ekonomi adalah dengan memulihkan UMKM,” tandasnya.

BERITA LAINNYA

TERKINI