TERASMALUKU.COM, AMBON, – Untuk kali pertama di Maluku tim dokter melakukan operasi kranioplasti pada tulang tengkorak setelah dilakukan pemotongan tulang tengkorak sebelumnya (kraniotomi) terhadap pasien korban kecelakaan tunggal asal Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Kranioplasti hari ini merupakan tahapan kedua setelah sekitar sebulan lalu dilakukan tindakan mengeluarkan bekuan darah di otak serta melepas tengkorak kepala pasien.
dr. Yan Aslian Noor, MPH, direktur pelayanan medik, keperawatan dan penunjang RSUP dr. Johannes Leimena kepada wartawan di rumah sakit menjelaskan prosedur kranioplasti ditempuh untuk menolong pasien dengan kondisi yang cidera parah dan dengan kesadaran menurun.
Dalam wawancara eksklusif pagi tadi dia menjelaskan, kondisi pasien perempuan berusia 56 tahun itu menurun saat dibawah ke rumah sakit dari Piru.
Dia dirujuk dari Piru pada 16 Juni 2021 ke RSUD Piru ke RSUP Dr.Johannes Leimena Ambon. Operasi Bedah Saraf kraniotomi pertama kali 17 Juni 2021.
“Kondisinya memang tidak bagus saat datang. Kulitnya juga berubah kesadarannya turun. Pasien dengan perdarahan intrakranial karena jatuh dari kendaraan roda dua,” Jelas dokter Yan kepada wartawan sebelum memulai operasi.
Kondisi pasien saat itu, datang dalam keadaan tidak kondusif. Cidera yang dia alami pada kepala bagian kiri yang mengatur gerak tubuh bagian kanan.
Pihaknya lantas berkoordinasi dengan tim dokter saraf pada jaringan rumah sakit kemenkes RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Di Maluku ketersediaan alat serta dokter spesialis yang menangani tindakan bedah kranioplasti belum ada. Namun pihaknya mengupayakan keselamatan pasien dengan segera melakukan tindakan pada bagian yang cidera di kepala.
“Yang kita utamakan pertama itu menyelamatkan hidup, saving life pasien. Pasien ini memang datang dengan kasus yang berat dan sudah ditangani oleh dokter,” Terang dokter Yan.
Pada operasi kedua yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIT dilakukan prosedur pemasangan bagian tulang kepala yang dibuka pada operasi pertama.
Dokter spesialis bedah saraf konsultan, Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Ps. BS. (K) yang datang dari Makassar untuk melakukan prosedur kranioplasti. Andi saat ditemui tadi menjelaskan dia datang bersama dua orang dokter lain dalam tim bedah saraf. Yakni dr. Venasius Ratno Kurniawan dan dr. Rais.
“Operasi ini namanya kranioplasti. Sekarang yang akan kita lakukan ada pemasangan tulang kembali. Jadi tulangnya dibuka saat operasi pertama untuk mengurangi tekanan di otak,” Kata Andi di lobby RSUP dr. Johannes Leimena
Dari hasil observasi pascaoperasi pertama kondisi pasien dinilai cukup baik. Salah satunya pembengkakan di otak yang cepat turun. Untuk itu timnya datang untuk segera memasang kembali tulang agar tidak terjadi tekanan.
Biasanya kata Andi, pemasangan tulang dapat dilakukan sekitar 3 bulan sejak prosedur pertama. Yakni menunggu hingga tidak ada pembengkakan di otak yang bisa berakibat adanya tekanan.
“Jadi pasien ini agak cepat jadi kalau kita tidak segera dipasang bisa jadi tekanan,” Lanjut dia.
Kondisi pasien saat ini telah sadar dan cukup stabil. Pasien mendapat perawatan intensif di ruang ICU lantai III. Pemulihannya, kata Andi bisa berlangsung dalam 2 atau 3 hari.
Andi berharap tindakan ini dapat memulihkan kondisi pasien terutama menyelamatkan nyawa.
Meski ini merupakan kasus pertama operasi kraniotomi dan kranioplasti di Maluku, tim dokter berupaya agar nantinya lebih banyak pasien yang tertangani dengan baik.
Khususnya dalam kasus kecelakaan yang berakibat cidera serius di kepala. (PRISKA BIRAHY)
The post Operasi Kranioplasti Pertama di Maluku Terhadap Pasien Cidera Kepala first appeared on TERASMALUKU.COM | Semua Membacanya.