220 Hektare Sawah di Karanganyar Terserang Hama Tikus

Sebanyak 220 hektare (ha) dari 11.000 ha total sawah yang ditanami padi saat ini di Kabupaten Karanganyar diserang hama tikus.

solopos
Senin, 16 November 2020 | 16:19 WIB
220 Hektare Sawah di Karanganyar Terserang Hama Tikus
Sumber: solopos

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sebanyak 220 hektare (ha) dari 11.000 ha total sawah yang ditanami padi saat ini di Kabupaten Karanganyar diserang hama tikus. Luas tanam sekitar 11.000 ha itu dihitung dari petani yang mulai menanam padi maupun yang sedang panen."Serangan [hama tikus] di Kabupaten Karanganyar terhitung rendah. Kurang dari satu persen. Ya sekitar 0,2 persen dari luas tanam se-Kabupaten Karanganyar. Serangan hampir merata di 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Karanganyar, Joko Bintoro, Minggu (15/11/2020).Joko mengapresiasi langkah petugas POPT sejumlah kecamatan yang sudah menggalakkan pengendalian hama tikus secara massal, yaitu geropyokan. Seperti dilakukan di Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Minggu. Ratusan petani menggeropyok dua lahan sawah di Dusun Sidorejo dan Dukuh Siwalan. Mereka menggeropyok secara manual, menggunakan pengasapan, dan obat pembasmi hama tikus. Hasilnya, seratusan ekor tikus tertangkap.

Basmi Tikus, Cara Tradisional Lebih Aman dan Efektif Ketimbang Pakai Jebakan Listrik

"Kami apresiasi gerakan mengendalikan hama tikus serentak dan sinergi seluruh pihak. Kuncinya kebersamaan dan terus menerus. Jangan sampai setelah gerakan tidak ada aktivitas susulan," ujar dia.Aktivitas lanjutan yang dia maksud adalah petani memasang umpan beracun di jalur yang dilewati tikus maupun di sekitar persemaian padi. Petani juga disarankan memasang jebakan manual menggunakan umpan. "Tetapi kami melarang petani menggunakan aliran listrik untuk membuat jebakan tikus. Itu berbahaya. Selain juga melanggar aturan," tutur dia.Tikus Merebak di MT TigaSementara itu, Petugas POPT Kecamatan Mojogedang, Mardiyono, menuturkan serangan hama tikus di Desa Munggur terjadi sejak musim tanam (MT) dua dan semakin merebak pada MT tiga. Petani berharap serangan hama tikus tidak muncul lagi pada MT satu atau periode Oktober-Maret. Oleh karena itu, petani di Desa Munggur melakukan gerakan serentak geropyokan tikus saat tanah bera atau seusai panen MT tiga.

BERITA LAINNYA

TERKINI