Keberadaan tiga pondok pesantren (ponpes) di Desa/Kecamatan Tanon, Sragen memengaruhi kehidupan sosio kultural masyarakat. Saat ada kegiatan di masyarakat hiburannya bukan dangdut dan campursari melainkan pentas hadrah dan rebana.
Ketiga ponpes itu adalah Ponpes Roudhotut Tholibien I, Roudhotut Tholibien II, dan Ponpes Nurul Qodim. Saat desa lain masih kental dengan kebiasaan pentas musik dangdut atau campursari, di Desa Tanon justru kental dengan tradisi pengajian akbar dan hiburan pentas musik Islami seperti hadrah atau rebana. Rekomendasi Redaksi : Hari Ini, 196 Desa Sragen Pamer Potensi di Bursa Inovasi Desa Bonagung Sragen, Dulu Booming Akik Sekarang Andalkan Wisata Air 57 Inovasi Dipamerkan, Pemdes di Sragen Jadi Penjual dan Pembeli
“Bisa dibilang Tanon itu adalah Desa Santri. Kebetulan tiga ponpes itu berkultur NU [Nahdhatul Ulama]. Biasanya, apapun petunjuk atau perkataan dari sang kiai akan dipatuhi warga sekitar. Kalau Pak Kiai dawuh tidak mengizinkan ada pentas dangdut atau campursari, warga sekitar pasti menuruti perintah beliau,” ujar perangkat Desa Tanon, Nurman Asyari, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (9/7/2019)